MALANG, iNews.id - Cahayu Nur Dewata (16), salah seorang korban luka peristiwa Tragedi Kanjuruhan, masih mengalami trauma usai menjalani perawatan di rumah sakit. Dia terlihat ragu-ragu saat berkomunikasi dengan banyak orang pascamengalami kejadian yang menelan 132 nyawa di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
Nada bicaranya pelan. Mimik wajahnya gelisah dan tak nyaman saat didatangi awak media di rumahnya. Didampingi sang ibu Nurul Laily Trilestari, Cahayu Nur menyibukkan diri dengan handphone. Sang ibu berusaha menenangkan anaknya yang masih dalam keadaan lemas.
Nurul Laily Trilestari menuturkan, anaknya sempat berteriak-teriak dan histeris saat melihat banyak penjabat menengok para korban luka yang dirawat di RSUD Kanjuruhan. Hal itu terjadi saat Cahayu mulai tersadar dari komanya dan masih menjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen.
"Dulu sempat teriak-teriak di RSUD Kanjuruhan saat ada keramaian, kerumunan, kunjungan pejabat datang kan ramai-ramai itu teriak dia, terus sering mengigau, ngomong sendiri," kata Nurul Laily Trilestari saat ditemui di rumahnya, Rabu (12/10/2022).
Pascakejadian itu kondisi fisik Cahayu Nur memang tampak melemah. Anaknya sempat diberikan bantuan tabung oksigen untuk pernapasan selama dirawat di rumah. Perlahan tapi pasti kondisinya berangsur-angsur membaik hingga Rabu (12/10/2022).
"Sudah mulai membaik kondisinya ini, kalau sesak napas selama di rumah enggak, ya cuma tangannya itu susah digerakkan sama ingatannya masih terbatas," ujar dia.
Laily mengaku, anaknya diselamatkan seseorang dari luar stadion dan membawanya ke RS Wava Husada. Saat itu, dikatakan Laily, Cahayu dijumpai di tribun 12, sehingga terjadilah kejadian itu.
"Ketemu di RS Wava Husada, anak saya nomor satu lihat dari posting-an Facebook, karena panik enggak pulang-pulang, akhirnya disusul ke Kanjuruhan. Ketemu di Wava Husada, temannya yang berangkat sama dia meninggal, Najwa namanya, rumahnya di Kauman," ucap dia.
Cahayu Nur Dewata mengaku masih merasa lemas pascamenjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan. Dirinya bahkan sempat merasakan nyeri dan sakit di mata yang membuat matanya memerah diduga karena terkena gas air mata.
"Agak buram (kalau melihat), enggak ingat sama sekali (penyebabnya mata merahnya), cuma ingat pingsan gara-gara gas air mata, sesak napas juga," kata Cahayu Nur.
Kendati sempat mengalami masa kritis dan belum sepenuhnya pulih, dia mengaku masih akan kembali ke tribun menonton Arema. Apalagi sebelum kejadian dia memang kerap kali menonton pertandingan secara langsung di Stadion Kanjuruhan Malang.
"Enggak kapok nonton bola lagi, suka saja," tuturnya.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait