Warga asing padati JAwa Timur. Mereka datang dari 123 negara. (ilustrasi).

SURABAYA, iNews.id - Sebanyak 7.909 warga asing memadati wilayah Jawa Timur (Jatim). Ribuan warga asing ini datang dari 123 negara berbeda dengan tujuan beragam, mulai dari kunjungan wisata, studi hingga urusan bisnis. 

Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono mengatakan, jumlah warga asing yang berkunjung ke Jatim paling banyak dari China sebanyak 1.409 orang. Kemudian Malaysia 831 orang dan Korea Selatan 534 orang. "Paling banyak di daerah Malang dan Surabaya," ujar Krismono, Senin (25/10/2021).

Krismono menjelaskan, bahwa mereka datang dengan berbagai jenis izin. Ada yang menggunakan izin tinggal kunjungan (ITK), izin tinggal terbatas (ITAS) maupun izin tinggal tetap (ITAP). 

Krismono mengatakan, Malang dipilih karena selama ini menjadi rujukan bagi pelajar asing. Sedangkan Surabaya banyak dikunjungi oleh pebisnis asing. "Untuk daerah Ponorogo dan Kediri kebanyakan adalah santri internasional yang banyak menimba ilmu di Ponpes Gontor maupun Al Fatah Temboro," katanya Krismono.

Dari segi pengawasan, Krismono menjelaskan bahwa jajarannya telah miliki 706 tim pengawas orang asing (TimPORA) dari tingkat provinsi hingga kecamatan. Tim tersebut terdiri atas petugas lintas sektoral seperti pemda, polisi, tentara hingga BIN. 

Selain operasi mandiri, petugas imigrasi juga aktif melakukan operasi gabungan. Hasilnya, ada 51 tindakan hukum keimigrasian yang dilayangkan kepada orang asing. "Dari jumlah itu, 33 orang asing telah dideportasi dan satu orang asing dilakukan tindakan projusticia," tuturnya.

Selain itu, 13 orang asing dikenai biaya beban/ denda dan empat orang lainnya berada di ruang detensi di Kanim Jember, Blitar dan Madiun. "Ada juga tiga orang yang sedang menunggu deportasi di Rumah Detensi Imigrasi di Raci, Pasuruan," tutur Krismono. 

Tak hanya itu, ada juga orang asing yang statusnya sebagai pengungsi/refugee. Totalnya mencapai 396 orang dari 14 negara berbeda. Mereka tersebar di dua penampungan, yaitu di Akomodasi Pasar Puspa Agro (322) dan Akomodasi Green Bamboo (40). Sisanya yakni pengungsi mandiri. 

"Lebih dari separuhnya adalah pengungsi dari Afghanistan," katanya. 

Karena itu, pihaknya saat ini memberikan perhatian dan pengawasan lebih terhadap para pengungsi tersebut. Karena melihat situasi politik di timur tengah, khususnya Afghanistan yang masih belum sepenuhnya kondusif. "Rata-rata mereka ini terdampar setelah ditolak ketika akan mencari suaka ke Australia," katanya. 

Krismono menjelaskan bahwa pihaknya menerapkan prinsip selective policy dalam hal pelayanan dan fungsi pengawasan keimigrasian terhadap WNA. "Artinya, izin hanya diberikan terhadap orang asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara Indonesia saja," ujar Krismono. 


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network