2. Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015)
Pak Tjokro (Reza Rahardian) lahir di Madiun, Jawa Timur pada tahun 1882, ia merupakan bangsawan Jawa. Sejak kecilTjokro sudah dididik oleh kakeknya dengan berbagai macam cerita perjuangan dan paham-paham Islami.
Saat menginjak usia dewasa, orang tuanya menginginkan ia bekerja pada Belanda karena ayahnya pernah menjabat menjadi pegawai kolonial. Namun, dari kecil Tjokro hiperakitf dan kritis, ia sangat menolak untuk bekerja dengan orang kolonial.
Saat ke Semarang, Tjokro bertemu dengan tokoh bernama Ibrahim (Egi Fedly) yang menginformasikan bahwa, jika ingin belajar banyak mengenai realitas sosial rakyat kecil, Tjokro harus datang ke Surabaya.
Guru Bangsa.
Tiba di Surabaya, dia disambut hangat oleh banyak tokoh daerah di sana. Tjokro pun diajak melihat banyak buruh yang dipekerjakan paksa oleh Belanda. Dia lantas berpikir, bagaimana jika para tokoh daerah ini bekerja sama dengannya membentuk organisasi dagang yang besar.
Awalnya di Surabaya akan dibuat organisasi besar bernama SDI (Sarekat Dagang Islam) yang sebelumnya sudah dibentuk oleh Haji Samanhoedi di Solo. Utusan Samanhoedi ingin mengambil seorang tokoh penting yang nantinya akan dipilih menjadi pemimpin SDI di Surabaya. Hasilnya, Tjokro terpilih berdasarkan musyawarah.
Pada tahun 1912, SDI berubah menjadi SI (Sarekat Islam), jangkauannya diperluas Tjokro banyak melakukan orasi mengenai kesejahteraan rakyat pribumi. Dalam beberapa bulan, setelah ia gencar melakukan orasi dan kongres, anggota SI akhirnya bertambah sekitar dua juta orang.
Anggotanya bukan hanya dari kalangan atas, namun wong cilik. Bagaimanakah kelanjutan perjuangan Tjokro melawan para kolonial Belanda.
3. Hati Merdeka (2011)
Merupakan kelanjutan dari film sebelumnya dengan judul Merah Putih dan Darah Garuda. Hati merdeka menceritakan kejadian setelah menyelesaikan misi yang berakhir tragis dengan kehilangan anggota kelompok empat sekawan.
Kesetiaan kelompok ini kembali diuji dengan mundurnya pimpinan mereka, Amir (Lukman Sardi) dari Angkatan Darat. Tanpa pemimpin dan dengan dirundung, para kadet membawa dendam mereka dalam perjalanan misi mereka ke Bali untuk membalas dendam kepada Belanda.
Mereka dikirim ke Bali untuk membunuh Kolonel Raymer (Michael Bell, aktor berbakat dari Inggris yang meninggal April lalu), yang telah membunuh keluarga Tomas (Donny Alamsyah) di awal trilogi ini.
Tomas telah dipilih sebagai pemimpin baru dari kelompok kadet ini. Menghadapi meriam kapal perang Belanda, Marius yang playboy dan peminum (Darius Sinathrya) harus mengatasi rasa takutnya karena persaingannya dengan Tomas untuk memperebutkan Senja, seorang gadis berdarah biru (Rahayu Saraswati).
Hati Merdeka.
Sesampainya di Bali, kelompok taruna ini menyelamatkan Dayu (Ranggani Puspandya) dari kekejaman kelompok milisi KNIL Kolonel Raymer, tetapi salah satu dari kelompok kadet ini hampir saja mati terbunuh. Saat teman mereka sedang berjuang antara hidup dan mati, kelompok kadet ini bertemu dengan pemimpin pemberontak bawah tanah Wayan Suta (Nugie).
Tomas bentrok dengan pimpinan mereka terdahulu, Amir (Lukman Sardi) saat mereka merencanakan serangan terakhir untuk melawan milisi Raymer yang menimbulkan pertanyaan: Sejauh mana revolusi ini bisa menghancurkan kejahatan dan tetap mempertahankan idealismenya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait