2. Serbu Importir Film Amerika
Selain Dubes Amerika Serikat Howard Jones, pada 1 April 1965 massa PKI juga menyerbu vila milik William (Bill) Palmer di Gunung Mas. Palmer merupakan manajer gabungan Importir Film Amerika (Association of American Film Importers).
Palmer yang juga menjabat Direktur American Motion Picture Association in Indonesia (Ampai) oleh PKI dituding sebagai agen Badan Intelijen Amerika (CIA). Palmer dituduh telah menjalin komunikasi rahasia dengan sejumlah perwira militer Indonesia.
Karenanya, sekitar 1.000 orang massa PKI yang juga menyerbu kantor Ampai, menuntut kantor tempat bekerja Palmer untuk ditutup.
Aksi PKI mendapat dukungan Republik Rakyat China (RRC). Dalam siaran radio Peking (sekarang Beijing), RRC memuji langkah PKI karena Ampai merupakan alat subversi sekaligus agresi imperialis di bidang kebudayaan untuk melemahkan revolusi Indonesia.
3. Usul Angkatan V Dipersenjatai
Usulan dibentuknya Angkatan V, yakni buruh dan tani yang dipersenjatai datang dari Asmu atau Asmoe Tjiptodarsono, Ketua Barisan Tani Indonesia (BTI), sayap PKI.
Usulan itu berlangsung menjelang peristiwa G30S PKI. Dalam pidatonya pada Februari 1965, Ketua CC PKI DN Aidit kembali menegaskan perlunya merealisasikan usulan pembentukan Angkatan V yang bersenjata.
Adanya barisan buruh dan tani yang dipersenjatai terinspirasi oleh konsep yang dijalankan Partai Komunis China.
Aidit juga usul pada setiap angkatan, yakni Darat, Laut, Udara dan Kepolisian dibentuk komisaris politik. Lembaga yang ada akan bertanggung jawab sepenuhnya dalam membina ideologi, doktrin, dan ajaran perjuangan bagi setiap prajurit.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait