Fenomena alam gempa bumi menjadi penanda peristiwa penting di Kerajaan Majapahit. (Foto: Sindonews)

Slamet Muljana pada "Pemugaran Persada Sejarah Kerajaan Majapahit", menjelaskan Gempa bumi di Banyupindah, salah satu wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit ditafsirkan Pararaton konon menjadi perubahan. 

Perubahan besar di Kerajaan Majapahit yang dimaksud adalah penrgantian Aria Tadah sebagai Patih Amangkubhumi oleh Gajah Mada. 

Pengangkatan Gajah Mada sebagai Patih Amangkubhumi diresmikan di Balairung. Dalam upacara peresmian itu Gajah Mada mengucapkan program politiknya untuk menyatukan Nusantara. 

Salah satu wilayah yang ditargetkan takluk adalah Bali. Saat itu wilayah kekuasaan Majapahit masih meliputi sekitar Majapahit dan belum mencakup seluruh wilayah Jawa Timur. Gajah Mada pun memiliki ambisi untuk menaklukkan Bali yang berada di luar Pulau Jawa.

Selain pengangkatan Gajah Mada yang ditandai gempa bumi, fenomena alam lain juga menjadi penanda di Kerajaan Majapahit. Konon terjadi gempa bumi akibat letusan Gunung Kelud pada 1256 Saka atau sekitar tahun 1334 Masehi. 

Peristiwa ini digambarkan pada Kakawin Nagarakretagama sebagai penanda kelahiran Hayam Wuruk, anak dari Tribhuwana Tunggadewi. Kelahiran itu didahului pelbagai peristiwa alam seperti gempa bumi, sebagai isyarat kebesaran jabang bayi yang akan dilahirkan. 

Setelah lahir, Dyah Hayam Wuruk dinobatkan sebagai Yuwaraja di Kahuripan seperti dinyatakan pada Prasasti Prapancasarapura. Dia mengambil nama Abhiseka Sri Rajasanagara.


Editor : Reza Yunanto

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network