JAKARTA, iNews.id - Trenggalek, Jawa Timur, seolah berada di ambang krisis. Dalam dua hari terakhir penghujung Juni 2025, bencana hidrometeorologi datang bertubi-tubi menghantam wilayah ini. Tanah longsor, banjir, hingga kerusakan jalan utama nyaris melumpuhkan aktivitas warga. Tak hanya infrastruktur yang terdampak, tapi juga psikologis masyarakat yang hidup di bawah bayang-bayang bencana susulan.
Bencana yang menyebar di enam kecamatan ini memaksa tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan relawan turun tangan cepat. Fokus penanganan difokuskan ke titik-titik longsor besar yang menutup jalan dan menghancurkan permukiman.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menegaskan pentingnya kewaspadaan dan kesiapan pribadi dalam menghadapi potensi bencana susulan.
“Menyikapi potensi bahaya bencana susulan, masyarakat diminta menyiapkan rencana evakuasi mulai dari lingkup diri sendiri dan keluarga, amankan dokumen penting, dan pastikan jalur komunikasi tetap terbuka,” ujarnya. Ia menambahkan, kesiapsiagaan adalah kunci untuk meminimalkan risiko bencana.
Berikut 10 fakta penting yang merangkum situasi darurat di Trenggalek:
10 Fakta Mengerikan Bencana Trenggalek
1. Bencana Bertubi-tubi dalam 48 Jam
Dalam waktu dua hari, Trenggalek mencatat 23 kejadian bencana yang tersebar di 6 kecamatan dan 21 desa. Dominasi bencana berupa 15 tanah longsor, 6 banjir, dan 2 cuaca ekstrem.
2. Munjungan Jadi Titik Kerusakan Terparah
Kecamatan Munjungan mengalami kerusakan paling parah. Tujuh rumah warga rusak akibat tanah longsor, dua di antaranya rata dengan tanah. Jalan antardusun tak bisa dilalui kendaraan.
3. Jalur Vital Trenggalek–Panggul Mengalami Retakan
Di Desa Pandean, Kecamatan Dongko, jalan utama yang menghubungkan Kota Trenggalek ke Panggul retak sepanjang 70 meter dengan lebar hingga 30 cm, menjalar hingga ke pemukiman warga.
4. Banjir dan Longsor Terjadi Bersamaan
Desa Tawing, Masaran, Craken, dan Bendoroto dihantam banjir dan longsor sekaligus. Sungai meluap akibat curah hujan tinggi, menyebabkan air menggerus bantaran dan menghantam permukiman.
5. Longsor Tutup Akses Alternatif Antar Kabupaten
Jalan alternatif di Kecamatan Pule yang menghubungkan Trenggalek ke Kabupaten Ponorogo longsor sepanjang 40 meter dengan kedalaman hingga 3 meter.
6. Distribusi Logistik Dikebut ke Tiga Desa
Tim gabungan mendistribusikan bantuan ke Desa Sobo, Ngulungkulon, dan Ngulungwetan. Bantuan mencakup terpal, sembako, kasur lipat, makanan gizi tambahan, serta perlengkapan dewasa dan anak-anak.
7. Alat Berat Difokuskan ke Lokasi Rawan
Penanganan darurat difokuskan ke titik longsor terbesar di Desa Sobo dan Dusun Ngadipuro. Medan yang sulit membuat penanganan dilakukan secara bertahap dan bergantian.
Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait