Bahkan, puasa di bulan Syaban adalah puasa terbaik setelah puasa bulan Ramadhan.
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari)
4. Menata Niat
Amalan menjelang Ramadhan berikutnya yakni menata niat dan bertekad puasa Ramadhan tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
5. Persiapkan Ilmu
Menjelang bulan Ramadhan, umat Muslim bisa membekali dirinya dengan ilmu-ilmu yang tentang Ramadhan. Misalnya, belajar kembali mengenai masalah hukum, tata cara, dan berbagai aturan syariat berpuasa di bulan Ramadhan.
Selain itu, bisa juga mempelajari tentang keutamaan-keutamaan yang bisa diraih di bulan Ramadhan. Sebagai umat Islam, kita semestinya termasuk orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan kebaikan di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al-Muthaffifin:26)
6. Perbanyak Baca Alquran
Amalan menjelang Ramadhan selanjutnya yakni merutinkan untuk membaca Alquran. Sebab, Bulan Ramadhan juga disebut Bulan Alquran karena membacanya di bulan suci ini pahalanya dilipatgandakan.
7. Bergembira Datangnya Ramadhan
Suka cita menyambut Ramadhan juga merupakan salah satu tanda keimanan. Ibarat tamu, Ramadhan senantiasa dinanti. Dalam hadits Nabi SAW disebutkan:
“Barang siapa yang bergembira akan hadirnya bulan Ramadhan, maka jasadnya tidak akan tersentuh sedikit pun oleh api neraka.” (HR. an-Nasa’i)
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ هَلُمَّ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ
“Wahai orang-orang yang menghendaki kebajikan, bergembiralah dan wahai orang-orang yang menghendaki keburukan tahanlah dirimu”. (Hadis Shahih, Riwayat al-Nasa`i: 2080 dan Ahmad: 18042, dengan redaksi hadis dari al-Nasa’i)
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait