Warga Digegerkan Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Pantai Modangan Malang

MALANG, iNews.id - Warga digegerkan dengan penemuan sesosok mayat yang tidak utuh di Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Sabtu (26/12/2020). Mayat tanpa kepala itu memiliki ciri fisik laki-laki. 

Dari informasi yang dihimpun, jasad laki-laki tanpa kepala dan bagian tubuhnya lainnya tak utuh ini pertama kali ditemukan oleh warga sekitar yang tengah memancing. Jasad tersebut tersangkut di batu karang tepian pantai dengan aroma bau yang membusuk pada Sabtu pagi tadi, sekitar pukul 06.30 WIB.

Baca Juga

Sedan BMW Ringsek usai Tabrak Pohon di Surabaya, Pengemudi Dievakuasi ke Rumah Sakit

"Benar, jasad ditemukan tadi pagi dalam kondisi tak utuh. Kepala tidak ada, kaki tidak ada, hanya sampai paha. Jari-jari tangan tidak ada dan tidak mengenakan pakaian," kata Plh Kapolsek Donomulyo Ipda M. Arif Karnawan.

Arif juga memastikan jasad tersebut berjenis kelamin laki-laki.

Baca Juga

Gubernur Khofifah Siap Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19 di Jatim

"Saat ditemukan, jasad korban ini tersangkut di batu karang tepian Pantai Modangan," ucapnya. 

Menurut Arif, hingga Sabtu malam jasad tersebut tengah berada di ruang jenazah RSUD Saiful Anwar Malang. Keterangan warga setempat, tidak ada yang mengenali ciri fisik jasad tersebut.

Baca Juga

Cegah Penyebaran Covid-19, Jembatan Ampera Dibuka saat Malam Tahun Baru 

"Yang jelas kalau dari penuturan saksi dan keterangan warga sekitar, itu bukan warga sekitar Desa Sumberoto," katanya. 

Terkait identitas jasad korban, Arif masih menunggu hasil autopsi. Polisi juga tengah menunggu keluarga yang diduga kehilangan anggota keluarganya asal Klaten, Jawa Tengah ini.

Dari keterangan warga, diduga jasad tersebut merupakan laki-laki yang hilang terbawa arus dari Pantai Parangkusumo, Yogyakarta, pada 16 Desember 2020 lalu. Hal ini diketahui dari ciri fisik berupa tato yang ditemukan di tangan dan identik dengan jasad Fajar (20), warga Sengon, Gantiwarno, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. 

Editor: Maria Christina