Unik, Ayah Kiper Timnas U-20 Aditya Ternyata Pernah Kubur Ari-Ari dengan Sepatu Bola

MALANG, iNews.id - Selain bakat, menjadi pesepak bola profesional juga perlu latihan ekstra. Hal itu pula yang dilakukan kiper Timnas Piala Asia Aditya Arya Nugraga hingga sukses menjadi pemain Persebaya dan ikut memperkuat Timnas Kualifikasi Piala Asia U-20.
Di luar sukses itu, ternyata ada cerita menggelitik yang pernah dilakukan sang ayah Imanullah saat Aditya lahir. Saking pinginnya sang anak jadi pemain bola, Imanulah mengubur ari-ari Adiya bersama dengan sepatu bola.
Ibu Aditya, Ratih Yufiningrat mengungkapkan, ayah kandung Aditya sangat suka sepakbola. Karenanya, mengubur ari-ari dengan sepatu bola pun dilakukan.
Bukan tanpa alasan. Dahulu, banyak orang Jawa bilang, kalau anak cewek pendam Ari-arinya bareng bumbu masakan biar pinter masak. "Mengdengar cerita itu, ayahnya langsung kepikiran untuk tanam Ari-ari dengan sepatu bola," ucap Ratih Yufiningrat.
Ratih mengaku masih ingat awal mula Aditya menimba ilmu di sekolah sepakbola (SSB) dan akan mengikuti turnamen. Saat itu, sepatu bola Aditya memang masih layak pakai, tapi sebenarnya orang tuanya ingin membelikan yang baru. Justru yang dipakai Aditya saat itu adalah sepatu lama.
“Pernah dibelikan sepatu baru, tapi kata Adit suruh pakai ayahnya saja, karena dia masih suka pakai yang lama. Hal seperti itu yang buat saya sebagai orang tua merasa terharu,” kata Ratih.
Sekian lama menimba ilmu di SSB, bakat Aditya tercium dan akhirnya bergabung di sekolah sepakbola milik Aji Santoso yakni ASIFA. Setelah melanjutkan di ASIFA bakatnya kian terasah hingga oleh Aji Santoso dilirik untuk bergabung ke Persebaya Surabaya.
Kariernya pun melejit ketika nama Aditya Arya Nugraha masuk dalam skuad asuhan Shin Tae-yong untuk kualifikasi Piala Asia U-20. Saat itu Ratih mengaku bangga akan usaha dan kerja keras anaknya mulai kecil hingga beranjak remaja.
“Saya sempat nangis saat tahu Aditya ini dipanggil Timnas Indonesia. Terharu, gak nyangka juga waktu itu. Karena ini kerja keras anaknya sendiri, saya sebagai orang tua hanya mengantarkan saja,” beber Ratih.
Ratih bercerita ketika Timnas Indonesia U-20 bermain di Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, ia bersama rombongan keluarga datang untuk menonton langsung. Mulanya, ia tidak boleh berangkat karena sedang hamil anak ketiganya, tapi karena ingin melihat anaknya secara langsung dilapangan akhirnya ia tetap berangkat.
“Sangat bangga, terharu dan bahagia saat nonton langsung di stadion, apalagi Adit main,” katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin