Trauma Serangan DBD, 2 Kelurahan di Blitar Di-Fogging Rescue Perindo
BLITAR, iNews.id - Jelang musim penghujan, masyarakat mulai waspada serangan nyamuk Aedes Aegypti. Pemberantasan sarang nyamuk hingga fogging terus dilakukan di setiap got, gang dan permukiman padat penduduk.
Tim Rescue Perindo menggelar fogging di RT 1, RT2, RT3, lingkungan Tulungrejo, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Sabtu, 19 Oktober 2019. Ada 40 kepala keluarga yang menjadi sasaran fogging. Warga masih trauma dengan kejadian 2015. Pada saat itu, ada 12 orang yang terkena demam berdarah. 11 orang korban DBD di antaranya masih tinggal dalam satu atap rumah.
Wakil Ketua RT 1 RW 12, Lingkungan Tulungrejo, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Zaenuri mengatakan, fogging ini merupakan persiapan musim hujan. "Musim penghujan lalu ada kasus DBD. Semoga tidak ada lagi kasus DBD," kata Zaenuri.
Warga RT 1, Tutik mengungkapkan, pada 2015, di wilayahnya pernah ada 12 orang yang terserang DBD. Satu di antaranya ada yang meninggal dunia. "Jadi fogging ini sangat membantu. Banyak nyamuk di sini," tuturnya.
Fogging di lingkungan Tulungrejo ini merupakan kelanjutan bakti sosial berupa fogging dengan target 19 kelurahan di Kota Blitar. Fogging pada pekan lalu digelar di RW 5 Kelurahan Sukorejo.
Ketua RW 5 Kelurahan Sukorejo, Toni Irawan mengaku sudah ada kasus warga terkena DBD. Tahun ini dua anak dirawat karena kasus DBD. "Diagnosa sudah DB. Keduanya dirawat di RS Mardi Waluyo," kata Tony saat mendampingi tim fogging di lingkungan Mayang, Sukorejo. Fogging tersebut menyasar 25 rumah warga di lingkungan Mayang.
Ketua DPD Perindo Kota Blitar Herry Widianto mengatakan, fogging tersebut merupakan program dari Perindo Kota Blitar menjawab keresahan warga. "Fogging ini akan kita terus lakukan agar wilayah yang rawan nyamuk Aedes Aegypti berkurang," katanya.
Herry melanjutkan, masyarakat Kota Blitar yang menginginkan wilayahnya difogging bisa menghubungi posko Perindo Kota Blitar di Jalan Kawi. "Silakan menghubungi. Kami akan mendatangi wilayah yang memerlukan fogging nyamuk Aedes Aegypti," tandasnya.
Editor: Kastolani Marzuki