get app
inews
Aa Text
Read Next : Hari Ini Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Ditargetkan Selesai

Tragedi Ponpes Al Khoziny Ambruk, DPR Dorong Proses Hukum jika Ada Pelanggaran

Senin, 06 Oktober 2025 - 14:44:00 WIB
Tragedi Ponpes Al Khoziny Ambruk, DPR Dorong Proses Hukum jika Ada Pelanggaran
Kondisi bangunan musala ambruk di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo yang menimbun puluhan korban. (Foto: BNPB)

JAKARTA, iNews.id – Komisi VIII DPR RI menegaskan proses hukum harus ditegakkan apabila ditemukan adanya unsur pelanggaran dalam tragedi musala ambruk Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kejadian ini merenggut 54 korban jiwa dan 13 lainnya masih dalam pencarian hingga Senin (6/10/2025) siang.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Singgih Januratmoko mengatakan, lembaganya mendukung penuh langkah aparat penegak hukum untuk menelusuri penyebab ambruknya gedung empat lantai di Ponpes Al Khoziny tersebut.

“Jika memang ada pelanggaran hukum, Komisi VIII mendorong agar diselesaikan melalui jalur hukum. Karena ini menyebabkan meninggalnya para santri,” ujar Singgih kepada wartawan, Senin (6/10/2025).

Dia menekankan, tragedi kemanusiaan yang menewaskan lebih dari 50 santri itu harus menjadi perhatian serius semua pihak. Pemeriksaan teknis maupun hukum wajib dilakukan secara transparan agar masyarakat mendapatkan kejelasan.

Meski demikian, Singgih menegaskan Komisi VIII DPR tidak memiliki kewenangan untuk menilai ada tidaknya pelanggaran dalam peristiwa ini. Menurutnya, penentuan pelanggaran sepenuhnya menjadi tanggung jawab aparat hukum dan lembaga teknis terkait.

“Kami serahkan ke penegak hukum, karena itu sudah menjadi ranah mereka,” katanya.

Dia berharap proses investigasi berjalan objektif tanpa intervensi dari pihak mana pun, baik dalam pengumpulan bukti maupun pemanggilan pihak-pihak terkait.

Politisi Partai Golkar itu juga menyampaikan imbauan kepada seluruh pengelola pondok pesantren di Indonesia agar peristiwa tragis di Ponpes Al Khoziny menjadi pelajaran berharga.

“Kami mengimbau supaya pembangunan di lingkungan pesantren harus diawasi dan dilaksanakan oleh pihak yang benar-benar ahli,” ucapnya.

Menurutnya, keselamatan para santri harus menjadi prioritas utama. Setiap proses pembangunan fasilitas pendidikan, terutama asrama dan musala, perlu memenuhi standar keamanan struktural serta mendapatkan izin resmi dari instansi berwenang.

Diketahui, bangunan musala Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) sore saat para santri tengah melaksanakan salat Asar. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Senin (6/10/2025) tercatat 54 santri meninggal dunia dan lebih dari 100 orang luka-luka.

Tragedi ini menjadi bencana pendidikan terbesar di Indonesia sepanjang 2025 dan memicu evaluasi besar-besaran terhadap sistem pembangunan gedung pesantren di seluruh wilayah.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut