get app
inews
Aa Text
Read Next : 959 Orang Ditetapkan Tersangka Ricuh Demo Agustus, 85 dari Polda Jatim

Terbitkan DPO, Polda Jatim Ancam Jemput Paksa Anak Kiai Tersangka Pencabulan Santriwati

Sabtu, 15 Januari 2022 - 09:33:00 WIB
Terbitkan DPO, Polda Jatim Ancam Jemput Paksa Anak Kiai Tersangka Pencabulan Santriwati
Polda Jatim menerbitkan DPO anak kiai di Jombang tersangka pencabulan santriwati. (Foto: iNews/Hari Tambayong)

JOMBANG, iNews.id - Polda Jawa Timur menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadap MSA, anak kiai di Jombang yang menjadi tersangka kasus pencabulan santriwati. Polda Jatim akan menjemput paksa MSA.

Selama ini MSA dinilai oleh polisi tidak kooperatif, karena beberapa kali dipanggil untuk pemeriksaan namun tidak datang. Bahkan saat tim Polda Jatim akan mengantarkan surat pemanggilan kepada MSA di Pondok Pesantren Sidiqiyah justru diadang oleh ratusan massa.

"Karena itu, kami berkewajiban untuk menyerahkan tersangka dan barang bukti pada kejaksaan dalam status pelimpahan tahap dua," kata Direskrimum Polda Jatim Kombes Totok Suharyanto, Jumat (14/1/2022).

Dia menegaskan, secara fakta yuridis berkas perkara tersangka MSA sudah dinyatakan P21 oleh Kejati Jatim pada 4 Januari 2022. Polisi sudah melayangkan panggilan pertama dan kedua pada MSA, namun tidak datang dengan alasan sakit. 

Melalui kuasa hukumnya, MSA meminta waktu hingga 10 Januari 2022, namun setelah ditunggu tersangka tak kunjung memenuhi panggilan tanpa alasan. Selanjutnya, pada Kamis (12/1/2022) penyidik sempat mendatangi kediaman MSA di Pondok Pesantren Sidiqiyah Jombang. 

Namun kedatangan penyidik ini sempat mendapatkan penolakan dengan alasan MSA sedang tidak berada di tempat. Polisi akhirnya menerbitkan status DPO terhadap tersangka MSA dan mengancam akan melakukan upaya penjemputan paksa.

DPO anak kiai di Jombang. (Foto: iNews/Hari Tambayong)
DPO anak kiai di Jombang. (Foto: iNews/Hari Tambayong)

MSA merupakan warga asal Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, yang pada Oktober 2019 dilaporkan ke Polres Jombang, atas dugaan pencabulan santriwati di pesantrennya.

Dalam penyidikan, MSA telah ditetapkan sebagai tersangka pada Desember 2019. Kasus ini kemudian ditarik ke Polda Jatim, namun polisi belum juga bisa menangkap MSA karena ada upaya pengadangan di pondok pesantrennya. 

Kemudian MSA menggugat Kapolda Jatim melalui sidang praperadilan. MSA menilai penetapan dirinya sebagai tersangka tidak sah. MSA mengajukan praperadilan dan menuntut ganti rugi senilai Rp100 juta serta meminta nama baiknya dipulihkan. Namun upaya itu tidak dikabulkan oleh majelis hakim.

Editor: Reza Yunanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut