Tata Cara I'tikaf yang Benar untuk Dapat Malam Lailatul Qadar

JAKARTA, iNews.id - Tata cara i'tikaf yang benar untuk dapat malam Lailatul Qadar perlu diketahui umat Muslim. Sebagaimana yang telah diketahui, Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Di malam itu, Allah SWT mengucurkan rahmat, pertolongan, dan pengampunanNya kepada hambaNya. Maka dari itu, umat Muslim akan memperbanyak ibadah di malam tersebut.
Hal itu sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya.
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَجْتَهِدُ فِيْ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مَالاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya. (HR Muslim).
Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’, pen), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Sementara itu, salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan untuk meraih Lailatul Qadar adalah i’tikaf. Sama seperti i’tikaf yang dilakukan di luar bulan Ramadhan, ibadah ini mengharuskan seseorang untuk berdiam diri di masjid.
Adapun tata cara mengerjakan i’tikaf yang dilansir iNews.id dari laman NU Online, Sabtu (30/3/2023/4), adalah sebagai berikut.
I’tikaf merupakan ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid. Meskipun secara harfiah diartikan sebagai kegiatan berdiam diri, seseorang yang berniat i’tikaf juga mengerjakan ibadah tertentu.
Ibadah tersebut bisa berupa berdzikir, membaca Al-Quran, mendengarkan nasihat dan ilmu-ilmu agama, salat sunnah, bermuhasabah atau introspeksi diri, dan mengingat hari akhir.
Sebelum beranjak pada tata caranya, perlu diketahui bahwa i’tikaf harus dilakukan oleh orang Islam yang sudah baligh dan berakal serta terbebas dari hadas kecil dan hadas besar.
Jika ia sedang berhadats kecil, maka diharuskan wudhu terlebih dahulu sebelum masuk masjid. Namun jika sedang berhadats besar, orang tersebut diharuskan untuk mandi wajib terlebih dahulu.
Setelahnya, seorang muslim bisa langsung memulai ibadah i’tikaf dengan niat. Berikut ini adalah bacaan niat
i’tikaf tanpa terikat waktu.
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَى
Nawaitu an a’takifa fii hadzaal masjidi lillahi ta’ala.
Artinya: Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah.
Di masjid, berbagai ibadah bisa dilakukan, seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, salat sunnah, dan lain sebagainya. Kegiatan peribadatan tersebut dilakukan sekurang-kurangnya selama tuma'ninah shalat.
Saat seorang Muslim beri’tikaf lalu keluar masjid, maka ia harus kembali membaca niat apabila ingin melanjutkan i’tikafnya. Tak hanya itu, beberapa hal, seperti haid, nifas, mabuk, mengeluarkan air mani, berhubungan suami istri, hingga murtad juga dapat membatalkan i’tikaf yang dilakukan.
Tata cara i'tikaf yang benar untuk dapat malam Lailatul Qadar sudah cukup jelas bukan? Selamat beribadah di malam-malam terakhir bulan Ramadhan.
Editor: Komaruddin Bagja