Stok Gula Pasir di Jatim Surplus, Persediaan Masih Berkisar 90.000 Ton
SURABAYA, iNews.id - Pasokan gula pasir di Jawa Timur (Jatim) surplus sebanyak 596.000 ton. Hal ini dikarenakan pasokan gula pasir pada 2019 mencapai 1,04 juta ton sementara konsumsi masyarakat hanya sekitar 450.000 ton.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim, Karyadi. Lantaran surplus, gula pasir ini didistribusikan ke provinsi lain di Indonesia.
"Kami minta masyarakat tidak panik karena persediaan gula pasir saat ini masih berkisar 90.000 ton," katanya, Kamis (12/3/2020).
Karyadi mengatakan, secara nasional, pasokan gula pasir berkurang. Maka dari itu sebagian hasil produksi gula pasir Jatim digunakan untuk menutupi kebutuhan nasional.
Produksi gula pasir nasional rata-rata pada 2019 mencapai 2,22 juta ton. Sementara jumlah konsumsi gula pasir sebesar 2,85 juta ton. Artinya ada kekurangan gula pasir sebesar 627.000 ton.
"Kekurangan gula ini sebagian didatangkan dari Jatim," katanya.
Data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, pada Rabu (11/3/2020) menunjukkan, harga gula pasir diberbagai pasar rakyat di Jatim merangkak naik. Sebelumnya harga gula pasir rata-rata Rp12.500-13.000 per kilogram, pada Januari 2020. Kini harga naik menjadi rata-rata Rp16.500-17.000 per kilogram.
"Selain akibat permintaan yang meningkat, kenaikan harga gula pasir ini juga akibat belum masuknya masa musim giling atau panen tebu. Sehingga produksi gula menurun," kata Kepala UPT Perlindungan Konsumen Disperindag Jatim, wilayah Bojonegoro, M. Hamid Pellu.
Untuk itu, pihaknya bakal melakukan upaya seperti menggelar pasar murah gula pasir. Nantinya dalam pasar murah itu, pihaknya bakal menjual harga gula di bawah harga eceran tertinggi (HET) yakni di bawah Rp12.500 per kilogram.
Rencananya pasar murah gula pasir itu digelar hari ini Kamis (12/3/2020). "Persediaan gula pasir yang kami siapkan sebanyak 2,5 ton," katanya.
Editor: Umaya Khusniah