Situs Bata Putih Ditemukan di Tuban, Diduga Bekas Pemujaan Hindu sebelum Majapahit
TUBAN, iNews.id - Sekelompok pemuda pemerhati sejarah dan karang taruna di Tuban, Jawa Timur menemukan sebuah situs di kawasan Atas Angin, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding. Situs tersebut diduga sebuah tempat pemujaan atau persembahyangan dan di era sebelum Majapahit.
Temuan situs ini telah dilaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya BPCB) Jatim dan dimulai survei peyemalatan situs. Hasil penelusuruan sementara, situs tersebut berupa struktur bangunan bata putih.
Informasi yang dihimpun, penemuan situs tersebut setelah sekelompok pemuda pemerhati sejarah, teropong sejarah dan karang taruna Kelurahan Gedong Ombo melakukan kerja bakti di sebuah punden, mirip makam di lokasi. "Dari situ kami menemukan situs ini. Lalu kami laporkan ke dinas dan diteruskan ke balai cagar budaya," tutur Pemerhati Sejarah, Hiko.
Ketua Tim Arkeolog BPCB Jatim Nonuk Kristiana menjelaskan, kegiatan survey ekskavasi tersebut merupakan suatu langkah pelestarian untuk mencari potensi objek cagar budaya. Survei dilakukan di area yang oleh masyarakat di namakan dengan Punden Nawang Murni.
"Survei penyelamatan ini untuk menindaklanjuti rekomendasi, bahwa ada situs batu putih di Tuba. Ada salah satu struktur bangunan dan ada fragmen," kata Ketua Tim Arkeolog BPCB Jatim Nonuk Kristiana, Senin (1/11/2021).
Pada eskavasi itu pihak BPCB Jatim menemukan sebuah struktur bangunan mirip tembok atau pembatas yang masih utuh, pada sisi sebelah utara dan timur. Kemudian untuk bagian selatan sudah hilang diduga akibat banjir. Selain itu terdapat beberapa tinggalan struktur yang tidak lengkap di bagian depan.
Dari upaya bagian penyeamatan itu, landscape dari lokasi penemuan sudah berubah. Karena di sebelah barat dari gundukan tanah lokasi sudah tergerus. Sementara di sisi timur ditemukan sebuah tangga masuk beserta motif plipit yang menunjukkan bahwa itu berupa batu kulit.
Kemudian ada beberapa struktur yang memiliki ukuran tertinggi, berada di sebelah utara. Struktur itu menunjukkan struktur sembilan lapis dengan ketinggian 86 meter. Sedangkan untuk titik terendah pada struktur temuan terdiri atas satu hingga dua lapis batu putih.
Pada upaya penyelamatan tersebut BPCB Jatim telah membuka delapan titik kotak gali. Dari metode ekskavasi yang telah dilakukan, struktur yang telah di temukan ada beberapa pembagian ruang. Namun banyak batu putih yang telah hilang.
Meski begitu ada struktur bangunan yang diperkirakan merupakan bangunan induk. Sampai saat ini BPCB Jatim belum bisa mengidentifikasi bangunan maupun kisaran tahun berdirinya bangunan pada temuan struktur batu putih tersebut.
Padalnya dalam proses survey penyelamatan ini, hanya bertujuan untuk menentukan apakah bisa di lakukan rekomendasi lebih lanjut atau tidak. Jika memang bisa direkomendasikan selanjutnya akan i lakukan ekskavasi penyelamatan situs.
Hasil dari metode ekskavasi yang telah di lakukan di ketahui struktur situs tersebut mempunyai keluasan sekitar 14,80 meter di sisi diniding sebelah utara dan 12,40 meter di sebelah timur. Dari luasan lahan tersebut memiliki struktur yang masih utuh dengan batuan putih.
Struktur batu bata putih yang ditemukan dan membentuk sebuah bangunan mirip tembok memiliki tebal 8 cm dan lebar 24 cm. Untuk panjangnya bervariasi antara 34-39 cm.
Berdasarkan bahan bangunan berupa batu bata putih, pihak BPCB menduga bangunan tersebut dibangun sebelum atau pra-Majapahit. Sebab bangunan Majapahit rata-rata sudah menggunakan batu bata merah.
Selain di temukan struktur bangunan batu bata putih, petugas juga menemukan berbagai macam dan jenis gerabah dari keramik di sekitar lokasi. Struktur bangunan terebut di duga merupakan tempat pemujaan atau tempat sembahyang masyarakat pada jaman hindu.
Untuk menghindari tangan-tangan jahil, petugas dari BPCB Jawa Timur menguruk kembali struktur bangunan dan melapisinya dengan karung sebelum benar-benar melakukan penyelamatan dan ekskavasi situs.
Editor: Ihya Ulumuddin