Sebar Hoaks Jenazah Covid-19 Matanya Hilang, 7 Warga Ini Ditangkap Polisi
PROBOLINGGO, iNews.id – Polres Probolinggo menangkap tujuh orang terduga penyebar berita bohong tentang pasien Covid-19 dengan mata tercongkel. Ketujuh orang tersebut masih diperiksa penyidik sebagai saksi.
Ketujuh orang tersebut terdiri atas enam laki-laki dan satu perempuan. Mereka berinisial S (33), MS (28), RH (24), dan SF (24), yang merupakan warga Kecamatan Paiton. Kemudian NS (40), warga Kecamatan Kraksaan; dan M (25), warga Kecamatan Pakuniran. Selain itu M, seorang wanita berusia 25 tahun, warga Kecamatan Paiton.
Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Rizki Santoso mengatakan, ketujuh orang tersebut diduga membagikan video berisi berita bohong di group WhatsApp (WA), sejumlah nomor pribadi, dan Facebook. Video tersebut kemudian menyebar dan viral di media sosial.
"Saat ini mereka masih sebatas saksi. Tidak menutup kemungkinan kita naikkan menjadi tersangka tergantung hasil penyelidikan. Saat ini semuanya masih dalam pemeriksaan terkait video hoaks tersebut,” katanya, Sabtu (7/11/2020).
Koordinator Penegakan Hukum Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto menyebutkan, pasien memang benar meninggal akibat positif Covid-19. Pasien itu bernama Mahmudah (40), warga Desa Alas Tengah, Kecamatan Paiton. Namun tidak ada pencongkelan mata seperti yang diberitakan.
“Kami semua prihatin atas hoaks ini. Karena itu, kami meminta kepada polisi mengusut tuntas kasus ini,” katanya.
Terkait darah keluar sebagaimana video beredar, menurut Ugas karena pecah pembuluh darah.
“Darah itu keluar dari hidung, akibat pembuluh darah pecah. Apalagi pasien juga punya penyakit hipertensi,” ujarnya.
Perwakilan keluarga alhmarhum, Moh Ainur Huda menambahkan, barita tentang pasien Covid-19 dengan mata tercongkel tersebut bohong. “Itu keluarga saya. Saat itu saya juga ada di sana. Semua anggota tubuh lengkap, termasuk mata,” ujarnya.
Diketahui, beberapa hari lalu beredar video pasien Covid-19 di Probolinggo meninggal dunia. Video tersebut dilengkapi narasi bernada provokatif, yakni satu mata jenazah hilang atau tercongkel.
Editor: Ihya Ulumuddin