Relawan Bacaleg Perindo Jeannie Latumahina Dirikan Posko Pemenangan di Tulungagung
TULUNGAGUNG, iNews.id - Relawan bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPR RI Partai Perindo Jeannie Latumahina mendirikan posko pemenangan di Tulungagung. Posko ini diresmikan langsung Jeanie dan dihadiri 19 koordinator kecamatan di seluruh Tulungagung.
Jeannie mengatakan posko pemenangan itu didirikan untuk koordinasi pemenangan dirinya pada Pemilu 2024 mendatang. Harapannya, para relawan dan tim sukses bisa berkoordinasi, sehingga kerja-kerja politik menjadi lebih mudah dan lancar.
“Terima kasih ke relawan Tulungagung yang telah membuat posko pemenangan bersama ini. Agenda hari ini peresmian posko dan syukuran,” ucap Jeannie.
Jeannie berharap agar para pendukungnya terus militan untuk meraih kemenangan. Dia menyebut posko tersebut dari rakyat dan untuk kemenangan rakyat.
“Karena posko yang dibentuk sudah sampai ke korcam sampai ke dprt, kami mengharapkan pergerakan warga Tulungagung yang militan, ini adalah posko dari rakyat, untuk kemenangan rakyat, juga untuk kemenangan Partai Perindo,” ujarnya.
Adapun posko tersebut didirikan oleh para relawan yang tergabung dalam Rumah Rakyat Pemenangan Jeanie Latumahina. Posko ini berada di Dusun Ringin Agung, Desa Ringin Pitu, Kecamatam Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur.
Di dalam posko pemenangan ini sudah terbentuk struktur korcam yang terdiri dari 19 kecamatan dan setiap kecamatan membawahi desa. Tim pemenangan untuk caleg dengan nomor urut 2 Dapil 6 Jawa Timur ini sudah mempunyai struktur mulai dari pembina, ketua, sekretaris dan bendahara. Selain itu tim ini nantinya akan memenangkan tiap TPS dengan jumlah 4.715 TPS seluruh Tulungagung.
Sementara itu, Sunari salah satu dewan pembina dalam struktur organisasi Rumah Pemenangan Jeannie Latumahina mengatakan bahwa posko pemenangan ini siap untuk memenangkan Caleg Nomor Urut 2 itu, dengan melakukan koordinasi dalam setiap desa.
Peresmian Posko Pemenangan Jeannie Latumahina ini ditandai dengan penandatangan di papan struktur, setelah itu dilakukan dengan doa dan pemotongan tumpeng.
Editor: Ihya Ulumuddin