Pernikahan Panembahan Senopati dengan Retna Dumilah Berbuah Perang Pati dengan Mataram

MALANG, iNews.id- Pernikahan Panembahan Senopati penguasa Mataram dengan Retna Dumilah berbuah perang. Pemicunya berawal Adipati Pragola, yang berkuasa di Pati salah satu wilayah bawahan Mataram konon cemburu pernikahan Senopati dengan Retna Dumilah dari Madiun itu.
Setelah pernikahan Retna Dumilah, hubungan Pati dan Mataram retak. Terlebih, konon pernikahan dengan Senopati dan Retna Dumilah menempatkan Retna Dumilah sebagai permaisuri usai bersedia menikahi Panembahan Senapati.
Rasa cemburu itulah yang akhirnya konon Pragola menciptakan pemberontakan. Melalui seorang utusan bernama Patradita, Pragola menyampaikan permohonan pada Panembahan Senapati untuk meminta wilayah - wilayah di sebelah utara Gunung Kendeng.
Dikutip dari buku "Hitam Putih Kekuasaan Raja - Raja Jawa Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta dan Wanita" permohonan Adipati Pragola pun dikabulkan oleh Panembahan Senopati. Hal ini membuat sejumlah wilayah di utara Gunung Kendeng, seperti Warung Blora, Grobogan, dan Jipang, menjadi kekuasaan Pati.
Belum puas dengan permohonan pertama, Adipati Pragola kembali mengutus Patradita untuk meminta tombak dan batangnya pada Panembahan Senapati. Alasannya karena wilayah bang wetan menyerbu Pati, tapi Panembahan Senopati menyadari itu merupakan penentangan secara halus dari Pragola.
Dia akhirnya memberikan tombak tanpa batangnya kepada Patradita. Selepas Patradita, Adipati Demak yang bernama Mas Sori menghadap ke Panembahan Senapati.
Dia melaporkan sejumlah wilayah seperti Warung, Blora, Grobogan dan Jipang, telah tunduk pada Pati. Di sisi lain, Adipati Pragola I yang kian mendapat angin telah menyatakan membangkang terhadap Mataram.
Melihat situasi tersebut, Panembahan Senapati memerintahkan pasukan Mataram untuk menghadapi pasukan Pati. Sementara pasukan Pati dipimpin Adipati Pragola dan melibatkan para tamtama, seperti Mangunjaya, Arya Sindurraja, Rajamanggala, Sawunggaling, Tohpati, Binorong dan Surengpati. Selanjutnya ada Pecatanda, Kanduruhan dan Wilatikta bergerak menuju Mataram.
Mendengar Adipati Pragola beserta pasukannya datang, Mataram pun bersiap. Panembahan Senapati memutuskan Adipati Anom Mataram atau Raden Mas Jolang sebagai panglima perang.
Selanjutnya, pasukan Mataram di bawah komando Adipati Anom Mataram berangkat menghadapi pasukan Pati. Mereka membangun kemah dan kekuatan di Prambanan. Pertarungan pasukan Mataram dan Pati pun tak dapat dihindari.
Pertarungan sengit pecah antara Adipati Anom Mataram dengan Adipati Pragola I. Namun karena kesaktiannya, Adipati Anom Mataram dipukul mundur dari Palagan oleh Adipati Pragola. Pasukan Adipati Anom Mataram sempat kalah dan dibuat kocar-kacir.
Sementara, Panembahan Senapati telah menyiapkan skenario kedua, dia yang turun langsung ke medan perang bersama Adipati Mondaraka akhirnya berhasil membuat pasukan Pati kalang kabut, dan banyak yang terluka serta tewas.
Meski menang, Panembahan Senapati terus memburu Adipati Pragola dan pasukannya. Di Sungai Sampang, konon banyak prajurit Pati menjadi tumbal dan mayatnya mengapung di permukaan air.
Sementara, Adipati Pragola seperti hilang ditelan bumi. Sesudah berhasil menghancurkan pasukan musuh, Panembahan Senapati pulang ke Mataram dengan kemenangan.
Editor: Kurnia Illahi