Penjual Ketan di Surabaya Gratiskan Dagangannya untuk Warga yang Sudah Divaksin 

SURABAYA, iNews.id - Beragam cara dilakukan untuk mengajak masyarakat mengikuti program vaksinasi Covid-19. Di Surabaya, sebuah kedai ketan menggratiskan ketan daganganya bagi setiap warga yang telah divaksin. Syaratnya, pembeli harus menunjukkan bukti sertifikat vaksinasi. 

Pemilik kedai ketan, Wahyu Dharmawan mengatakan, ketan gratis diberikan sebagai bentuk dukungan atas program vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Cara tersebut juga dilakukan untuk memberi motivasi kepada masyarakat agar mau disuntik vaksin. 

Baca Juga

Kawanan Perampok Kuras 3,7 Kg Emas di Banyuwangi, Aksi Terekam CCTV 

Dia berharap dengan tingginya kemauan masyarakat mengikuti vaksinasi, maka pandemi Covid-19 yang sudah setahun mewabah dapat segera berakhir. Selanjutnya usaha UMKM seperti dirinya bisa kembali bangkit dari keterpurukan. 

"Kami ingin membantu pemerintah menyukseskan program vaksinasi. Kepada masyarakat juga nggak perlu ragu dan takut. Sebab, semua ini demi kesehatan bersama. Jadi, silakan saja warga yang sudah divaksin datang, nanti dapat satu porsi ketan gratis," katanya. 

Baca Juga

Terima Lamaran Atta Halilintar, Aurel Hermansyah Berkaca-Kaca 

Wahyu mengaku tidak menyiapkan jatah khusus ketan yang disiapkan untuk ketan gratis ini. Namun, asalkan stok dagangan ketan masih ada, warga yang telah divaksin bisa mendapatkan ketan gratis. 

Baca Juga

Geger, Pensiunan TNI di Lamongan Simpan Granat Nanas dalam Lemari Pakaian 

Lebih jauh, dia juga berjarap para pelaku UMKM seperti dirinya ikut masuk prioritas vaksinasi Covid-19. Tujuannya, agar pedagang dapat merasa aman dan nyaman dalam melayani setiap pelanggan yang datang. "Mudah-mudahan setelah tenaga kesehatan dan pejabat publik, UMKM juga dapat giliran," katanya. 

Sementara itu, salah seorang penikmat ketan, Reni Widya Lestari mengapresiasi upaya pedagang ketan ini untuk mendukung program vaksinasi Covid-19. Dia berharap misi sosial ini sukses dan ekonomi di Surabaya normal kembali. 

"Ini (ketan gratis) luar biasa. Patut diapresiasi," katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin