NU Gelar Ngaji Kitab dan Ijazah Ratib Syaikhona Kholil di Bangkalan

BANGKALAN, iNews.id - Untuk menyongsong peringatan usia 100 tahun, Nahdlatul Ulama (NU) menggelar acara Istighotsah Kubro, Ngaji Kitab dan Ijazah Ratib Karya Syaikhona Kholil Bangkalan. Acara bertema "Merawat Jagat, Membangun Peradaban" itu dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajarannya.
Hadir pula dalam acara di Kabupaten Bangkalan, Madura, Kamis 17 Februari 2022 lalu tersebut, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar dan Dzurriyah Muassis NU dan Masyayikh Sepuh Jawa Timur.
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengatakan, sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama tak lepas dari restu Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Bangkalan, guru para ulama di Nusantara.
Karena itu, semangat dan dorongan spiritual dari Syaikhona berhasil menjadikan tokoh-tokoh muassis atau pendiri NU menggerakkan organisasi Islam berkembang hingga kini.
"Karomah dan keberkahan Syaikhona Kholil al-Bankalany nyata hingga kini. Bagaimana tidak, Hadlratussyaikh Kiai Hasyim Asy'ari, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syansuri, Kiai As'ad Syamsul Arifin, dan para muasis lainnya, adalah murid-murid Syaikhona Kholil," kata KH Marzuki Mustamar dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/2/2022).
Kiai Marzuki Mustamar, umat Islam dan warga NU teraliri keberkahan Syaikhona Kholil Bangkalan. NU didirikan pada 31 Januari 1926 Masehi bertepatan 16 Rajab 1344 H di Kota Surabaya atas restu Syaikhona Kholil Bangkalan.
"Karomah Syaikhona Kholil nyata, kealimannya nyata. Bagaimana tidak karomah, sampai sekarang kita merasakan keromahnya. Kenapa? Buktinya, KH Hasyim Asy'ari dan ulama generasi pendiri NU berhasil mendirikan pondok pesantren yang hingga kini memberi manfaat bagi umat Islam secara luas," ujarnya.
Diingatkan Kiai Marzuki Mustamar, Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang, umat Islam dan warga NU agar selalu berpegang pada nilai-nial ajaran Islam ala Ahlussunnah Waljamaah yang dikembangkan NU.
"Bentuk tidak lari dari Syaikhona Kholil adalah dengan berkomitmen, secara penuh. Enak gak enak, sugih atau melarat, mengikuti Nahdlatul Ulama," tutur Kiai Marzuki, diamini ribuan jamaah yang hadir Masjid Syaikhona Kholil.
Saat ini mulai ada warga Madura yagn kurang hormat kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Bahkan mulai ada yang terpengaruh aliran di luar ajaran Syaikhona Kholil.
"Adakah kiai lain di Madura yang kealimannya melebihi Syaikhona? Saya kira, tidak ada. Mari kita ikuti warisan Syaikhona, warisan Kiai Hasyim Asy'ari, dan ulama muassis NU," tutur KH Marzuki Mustamar.
"Jangan mencari keuntungan pribadi untuk NU, jangan memperalat NU. Bila ada yang begitu, bukan barokah Syaikhona yang didapat. Bisa jadi yang didapat adalah ketidakberkahan," ucapnya.
Sementara itu, dalam rangkaian acara puncak Harlah ke-99, digelar Istighotsah Kubro Ngaji Kitab dan Ijazah Ratib karya Syaikhona Kholil. Acara diawali dengan pembacaan Istighotsah bersama Habib Ahmad Al-Habsyi (Pasuruan) dan KH Zuhri Zaini (Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo).
Pembacaan Kitab dan Ijazah karya Syaikhona Kholil disampaikan dua kiai yang merupakan dzuriyat Syaikhona Kholil, yakni KH Muhammad Faishol Anwar dan KH Makki Nasir.
Pertama, disampaikan KH Muhammad Faishol bin Anwar, Pengasuh PP Al-Kholiliyah An-Nuruniyan Demangan Timur Bangkalan(cicit Syaikhona Kholil). Ijazah Kitab Majmu' Syarif karya Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif al-Bankalany.
"Sekitar 60 tahun lalu, mengaji kepada mbah KH Yasin bin Ya'kub, menantu mbah Syaikhona Kholil Bangkalan. Sekarang kami ijazahkan kepada umat Islam, warga NU yang hadir di makbaroh ini, Kitab Majmu' Syarif," kata Kiai Faishol Anwar.
KH Makki Nasir, Ketua PCNU Bangkalan yang juga cicit Syaikhona Kholil menyampaikan Ijazah Kitab Ratib Syaikhona Kholil. "Kami rutin setiap bulan, tepatnya malam Kamis Kliwon di makbaroh Syaikhona Kholil, kitab ini dibaca berjamaah. Diawali dengan Ummul Quran bersama KH Jalil Kholil, bacaan Ratib oleh KH Hasbullah Muhtarom, serta Shalawat Ilmy dipimpin KH Karor Aschall," tutur Kiai Makki Nasir.
KH Khoil Yasin, ulama kharismatik dari Kepang Bangkalan, secara rutin membaca bersama para santrinya kitab Ratib Syaikhona Kholil. Menurut Kiai Makki Nasir, suatu ketika KH Hasan Iraqi Sampang, menyampaikan pesan bahwa dalam bacaan susunan di Ratib Syaikhona Kholil mempunyai keutamaan dan pentingnya Ratib ini diamalkan oleh para santrinya.
"Demikian pula perlu diamalkan para santri dan umat Islam. Sehingga, kita bisa mengambil manfaat dari Ratib Syaikhona Kholil Bangkalan," tuturnya.
Di sela-sela acara itu, dilaksanakan pula penyerahan bantuan 10.000 kacamata untuk guru ngaji dan santri se-Jatim dari NU Care-LazisNU Jatim.
Editor: Agus Warsudi