Mudik Lebih Awal ke Banyuwangi, Perantau di Bali-NTB Khawatir Tak Bisa Pulang Kampung

BANYUWANGI, iNews.id - Warga perantau yang bekerja di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai memadati Pelabuhan Tanjungwangi di Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka memilih mudik lebih awal karena khawatir tak bisa mudik lantaran ada larangan mudik oleh pemerintah.
Ratusan pemudik yang merupakan pekerja itu tampak berjubel di Pelabuhan Tanjungwangi di Banyuwangi.
Selain ada larangan mudik, warga juga beranggapan kapal yang tersedia pada Senin (26/4/2021) merupakan kapal terakhir yang melayani jasa angkutan rute Banyuwangi menuju Kepaluan Sapeken, Madura.
"Pilih mudik lebih awal katanya sudah nggak ada kapal," kata Halimah, salah satu pemudik.
Biasanya pada tahun-tahun sebelumnya saat belum terjadi pandemi covid-19, mereka menjadwalkan pulang ke kampung halaman mendekati hari Raya Idul Fitri atau sepuluh hari sebelum Lebaran.
Namun karena adanya larangan pemerintah untuk tidak mudik guna memutus mata rantai penularan Covid-19 yakni pada 6 hingga 17 Mei membuat mereka memutuskan untuk mudik lebih awal.
Selain itu KM Sabuk Nusantara 92 yang mereka tumpangi untuk mudik memiliki jadwal perjalanan hanya dua minggu sekali dengan jarak tempuh sembilan hingga sepuluh jam perjalanan.
Menurut petugas pelabuhan, calon penumpang meningkat dibanding hari-hari biasanya karena memilih mudik lebih awal lantaran tersebar isu tidak ada lagi kapal untuk melayani mudik.
"Sebetulnya kapal masih ada setelah 6-17 Mei nanti, tapi karena ada kabar nggak ada kapal lagi jadi mereka memilih mudik," tutur petugas Pelabuhan Tanjungwangi, Ade Sucipto.
Dia mengatakan, untuk mengatasi kepadatan penumpang, tahun ini tidak lagi diberlakukan tiket gratis seperti tahun-tahun sebelumnya.
Editor: Reza Yunanto