SURABAYA, iNews.id – Kondisi miris dialami belasan keluarga pejuang kemerdekaan di Kota Surabaya. Mereka harus tinggal di bangunan bunker yang sebelumnya digunakan sebagai tempat persembunyian dan gudang amunisi oleh tentara Belanda.
Meski tidak layak huni, sebanyak 15 kepala keluarga anak cucu para pejuang yang masih betah menempati bangunan di kompleks bunker tersebut. Mereka mengaku tinggal di bunker sejak tahun 1950-an setelah Belanda diusir dari Indonesia.

Sosok Pejuang TKR Soemitro, Ganti Nama Tasrib demi Perang Gerilya hingga Jadi Jenderal
Salah satunya Toto Raharjo, anak pejuang kemerdekaan ini sejak lahir 1959 hingga saat ini masih menempati komplek bunker bersama istri dan anaknya.
Toto mengaku masih menempati bangunan bunker sebagai tempat tinggal karena belum mempunyai rumah .

Bahasa Walikan Malang Jadi Sandi Pejuang Indonesia Hadapi Spionase Belanda
“Sejak lahir samapi punya keluarga saya tinggal di bunker ini. Ya, mau bagaimana lagi wong belum punya rumah sendiri,” ucap Toto, Kamis (17/8/2023).
Toto berharap pemerintah bisa memerhatikan nasib anak-anak para pejuang kemerdekaan. “Pengennya sih punya rumah yang layak untuk saya dan keluarga,” ucapnya.

Pejuang Kemerdekaan Berusia 100 Tahun di Purwakarta, Masih Ingat Suasana Pertempuran
Bunker di Jalan Rajawali, Kota Surabaya itu hingga saat ini masih berdiri kokoh. Setelah Belanda kalah, bunker itu difungsikan sebagai kantor cacat veteran Kota Surabaya sekaligus dijadikan tempat tinggal anak keluarga pejuang kemerdekaan.
Editor: Kastolani Marzuki













