Mengenang Dorce dan Kedekatannya dengan Gus Dur, Dianggap Muslimah dan Pernah Dibisiki Kata-Kata Ini
JAKARTA, iNews.id - Dorce Gamalama meninggal dunia Rabu (16/2/2022) pagi di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Simprug Jakarta Selatan, akibat penyakit komplikasi diabetes dan Covid-19. Banyak kenangan yang ditinggalkan seniman serba bisa itu semasa hidup, salah satu kedekatannya dengan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Kedekatannya dengan Gus Dur, Presiden ke-4 RI, beberapa kali dia tunjukkan dan ungkapkan. Bagi Dorce, Gus Dur adalah seorang guru, sosok yang hangat, selalu membelanya di saat masih banyak menghujat dan menghinanya sebagai seorang transgender.
"Beliau menganggap saya sebagai seorang perempuan muslimah," kata Dorce saat itu.
Dorce mengaku pernah dibisiki kata-kata yang tidak akan dia lupakan, lima hari sebelum Gus Dur meninggal. Kepada Dorce yang saat itu sering dihina, Gus Dur memberikan semangat. Jangankan Dorce, Gus Dur saat jadi presiden saja sering dihina.
Dorce Gamalama juga sempat menjenguk tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu di kediamannya Jalan Warung Sila No 10 Jagakarsa, Jakarta, sebelum wafat. Saat itu, Dorce tidak bisa berbincang dengan Gus Dur yang sedang tidur.
"Hanya ada Ibu (istri Gus Dur) dan adik beliau," ujar Dorce Gamalama, pada Kamis (31/12/2022), dikutip dari arsip berita Okezone.
Namun, Dorce Gamalama tetap bersyukur masih bisa dipertemukan dengan Gus Dur. “Saya melihat Gus Dur adalah bapak, ayah, teman, yang sangat menyenangkan. Alhamdulillah saya dipertemukan dengan beliau pada Sabtu. Itulah kenangan saya dengan beliau,” ujarnya.
Dorce menuturkan, Gus Dur selalu berkelakar jika bertemu dengannya. Suatu kali, Dorce pernah bertanya kepada Gus Dur jika terpilih kembali menjadi Presiden RI, dirinya akan menjadi menteri apa. Saat itu, Gus Dur menjawab sambil bercanda, menteri pengajian.
Kedekatan tersebut membuat Dorce Gamalama sangat kehilangan saat Gus Dur wafat. Dalam wawancara di salah satu acara TV swasta, Dorce menggambarkan bagaimana dirinya berusaha mendekati jenazah Gus Dur sebagai penghormatan terakhir di RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (30/12/2009).
"Saya ga peduli, saya lawan sekuriti yang melarang. Begitu jenazah ke luar dari pintu. Tangan saya baru saya lepas sampai jenazah masuk ambulans," katanya.
Dorce Gamalama juga punya kenangan ketika Gus Dur baru meninggalkan Istana Presiden setelah dimakzulkan dalam Sidang Istimewa MPR, pada Senin 23 Juli 2001. Dorce menangis sejadi-jadinya. Setelah itu, dia membangun masjid dan menamai bedug di masjid itu bedug Gus Dur.
Gus Dur tidak pernah menghakimi keputusannya mengubah jenis kelamin menjadi seorang perempuan. Pernah pula Gus Dur mengatakan kepadanya, soal bagaimana nanti status Dorce setelah meninggal dunia, itu urusan Tuhan.
"Nanti gimana ke atasnya, biarlah kata Gus Dur, wes karape Gusti Allah," kata Dorce.
Editor: Maria Christina