get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif ke Gresik yang Jarang Diketahui, Cocok untuk Liburan dan Kerja Harian

Makin Tingginya Jumlah Penambahan Pasien Covid-19 Jatim, Ini Kata Ahli Epidemiologi UB

Jumat, 10 Juli 2020 - 16:45:00 WIB
Makin Tingginya Jumlah Penambahan Pasien Covid-19 Jatim, Ini Kata Ahli Epidemiologi UB
Ilustrasi rapid test. (Foto: Istimewa)

MALANG, iNews.id – Jumlah penambahan pasien positif Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) sering kali yang tertinggi dibanding provinsi lain di Indonesia. Pakar Epidemiologi Universitas Brawijaya (UB), dr Siswanto mengatakan ada dua penyebab yakni kedisiplinan masyarakat dan masifnya rapid test yang diselenggarakan pemerintah.

"Banyak protokol kesehatan Covid-19 yang belum dipatuhi, seperti pemakaian masker dan masih seringnya masyarakat berkerumun," katanya, Jumat (10/7/2020).

Meski demikian, dia mengakui sosialisasi dan penerapan protokol kesehatan bukanlah hal yang mudah. Mengubah perilaku masyarakat tidak mudah meski pemerintah dan berbagai pihak sudah melakukan banyak sosialisasi.

“Cuma mengubah perilaku masyarakat ini kan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mereka masih mengentengkan, meski sosialiasi lewat media-media sudah dilakukan,” ujarnya.

Soal kepatuhan protokol kesehatan ini, pengajar di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya ini menyebut, faktor ketegasan peraturan yang bisa menimbulkan efek jera masyarakat bisa jadi patokan. Bila peraturannya tegas, masyarakat tak akan mudah mengentengkannya.

"Kalau ada masyarakat yang keluar tidak pakai masker ya jangan hanya terus dikasih masker. Kalau begitu ya susah. Orang malah meremehkan tidak pakai masker,” katanya.

Menurutnya, perlu denda yang cocok. Nominal denda tidak harus jutaan tapi misal Rp100.000.

"Orang itu sudah mikir atau denda lain yang buat orang jera. Tapi itu harus ada regulasi dan tegas ditegakkan,” katanya.

Sementara faktor kedua yakni banyaknya pelacakan dan pengetesan kepada orang-orang yang terduga kontak erat dengan pasien positif Covid-19 sebelumnya. Justru kalau hasilnya rendah, mengindikasikan minimnya daya tampung laboratorium atau memang rendahnya kasus positif.

“Misalnya PDP (pasien dalam pengawasan) banyak, jumlah yang diperiksa banyak, tapi yang diperiksa spesimennya sedikit, terus kemampuan laboratorium tidak sesuai ya hasilnya sedikit. Kan untuk memeriksa butuh kemampuan laboratorium, butuh reagen, dan sebagainya,” katanya.

Sebagai informasi di Jatim terjadi penambahan 418 kasus positif corona pada hari Kamis malam 9 Juli 2020. Total hingga Jumat pagi terdapat 15.466 kasus positif corona. Rinciannya 8.149 orang menjalani perawatan, 1.166 meninggal dunia, dan 5.813 orang sembuh.

Sementara jumlah PDP corona di Jatim mencapai 12.091 orang, 4.668 orang dalam pengawasan, 5.949 selesai diawasi, dan 1.465 PDP dinyatakan meninggal dunia.

Editor: Umaya Khusniah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut