Lirik Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet dan Artinya, Sempat Dikritik Netizen

JAKARTA, iNews.id - Inilah lirik lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet dan artinya. Lagu tersebut memang sempat viral di sejumlah platform media sosial setelah dibawakan oleh penyanyi cilik Farel Prayoga.
Lirik lagu yang menggunakan bahasa Jawa ini bercerita tentang cara membuat pikiran lebih mudah terhadap beban hidup. Alih-alih bersedih, seseorang justru harus tetap semangat menjalani hidup.
Meskipun demikian, lagu Joko Tingkir ini sempat mendapat kritik pedas dari warganet. Hal itu terjadi lantaran lagu tersebut dianggap menghina Joko Tingkir sebagai ulama berpengaruh di tanah Jawa pada masa lampau.
Menanggapi hal tersebut, sang pencipta, Ronald Dwi Febrianzah meminta maaf secara terbuka lewat kanal YouTube miliknya. Tak hanya itu, ia bahkan mengganti lirik lagu tersebut dan mengubah judulny menjadi Mbah Amir Ijik Ngaret Suket yang berarti Mbah Amir masih cari rumput.
Namun karena versi asli sudah terlanjur viral, publik pun masih penasaran dengan lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet. Terlepas dari kontroversinya, berikut ini adalah lirik lagu tersebut beserta terjemahannya.
Joko tingkir ngombe dawet
(Joko Tingkir minum dawet)
Jo dipikir marai mumet
(Jangan dipikir bikin pusing)
Ngopek jamur nggone Mbah Wage
(Ambil jamur di tempat Mbah Wage)
Pantang mundur terus nyambut gawe
(Pantang menyerah semangat kerja)
Ning Banyuwangi tuku ketan
(Ke Banyuwangi beli ketan)
Iki cerito anak rantauan
(Ini cerita anak perantauan)
Lombok rawit pedes tenan
(Cabai rawit sangat pedas)
Golek duwet kanggo masa depan
(Mencari uang demi masa depan)
Rokok klobot ning ngisor wit mlinjo
(Rokok klobot di bawah pohon mlinjo)
Paling abot ninggal anak bojo
(paling berat meninggalkan anak istri)
Tuku donat ning Kalimantan
(Beli donat di Kalimantan)
Tetep semangat kanggo masa depan
(Tetep semangat buat masa depan)
Godong knikir godong koro
(Daun knikir daun koro)
Ojo dipikir aku arep ngliyo
(Jangan berpikir aku mau mendua)
Mangan jamur mangan koro
(Makan jamur makan koro)
Aku jujur kowe ra percoyo
(Aku jujur kamu tidak percaya).
Editor: Komaruddin Bagja