Legenda Putri Jembersari, Kisah Pilu Sang Gadis Asal-usul Nama Kabupaten Jember
JAKARTA, iNews.id - Legenda Putri Jembersari diyakini menginspirasi penamaan Kabupaten Jember. Hanya saja, kisah sang gadis cukup pilu dan bikin hati meringis.
Pasalnya, konon Putri Jembersari didapuk menjadi kepala desa yang baru dibentuk oleh pengungsi sebuah kampung nelayan. Mereka mengungsi setelah kampungnya diserang oleh kawanan perampok dan menewaskan seluruh warga laki-laki.
Berikut legenda Putri Jembersari, kisah asal-usul nama Kabupaten Jember yang iNews.id kutip dari buku Cerita Rakyat dari Jember karangan Edy Santosa dan Deny Wibisono, Rabu (26/10/2022).
Dahulu kala, seorang kepala kampung nelayan di dekat laut selatan memiliki seorang anak perempuan yang cerdas. Dia menamainya Jembersari. Saat sang anak berusia dua tahun, kampungnya diserang oleh sekelompok perampok.
Seluruh laki-laki yang ada di kampung itu memutuskan untuk melawan gerombolan bandit itu, sementara warga perempuan dan anak-anak, termasuk Jembersari mengungsi ke tempat aman.
Namun nahas, warga laki-laki yang melawan para perampok itu tewas. Sementara para warga yang mengungsi menetap di dekat Sungai Bedadung.
Mata pencaharian para pengungsi yang semula sebagai nelayan kemudian berubah menjadi petani. Mereka bercocok tanam hingga akhirnya membentuk sebuah desa baru untuk ditinggali.
Buku yang memuat legenda Putri Jembersari itu menceritakan, desa baru tersebut seiring waktu semakin ramai dan maju. Akhirnya, mereka berembuk untuk menunjuk seorang pemimpin.
Berdasarkan hasil musyawarah, Putri Jembersari yang saat itu sudah dewasa ditunjuk sebagai pemimpin. Alasannya, dia merupakan keturunan kepala kampung sewaktu mereka masih tinggal di kampung nelayan.
Atas penunjukan itu, Jembersari kini dinobatkan sebagai pemimpin dan mengganti namanya menjadi Endang Ratnawati. Dia lantas dikenal memimpin warga desanya secara adil dan bijaksana.
Saking terkenal, banyak laki-laki yang ingin mempersuntingnya. Namun semuanya dia tolak secara halus.
Sampai suatu ketika dia bersama beberapa pengikut perempuannya yang jago bela diri tengah bersenang-senang di tepi telaga. Tiba-tiba datang segerombol laki-laki dengan tampang yang seram.
Legenda Putri Jembersari menceritakan, pemimpin gerombolan laki-laki seram itu lalu memaksa Endang Ratnawati atau Putri Jembersari menurut untuk dijadikan istri. Pengikut Putri Jembersari juga disuruh untuk kembali ke desa dan mengambil harta benda untuk diserahkan kepadanya.
Akan tetapi Putri Jembersari memilih melawan dibanding menuruti kemauan gerombolan laki-laki itu. Pertarungan sengit pun tak terhindarkan, hingga menewaskan Putri Jembersari mau pun pemimpin gerombolan laki-laki itu.
Sejumlah warga yang mendengar pertempuran itu berbondong-bondong datang ke wilayah konflik dengan perasaan sedih. Mereka lantas memakamkan jenazah Putri Jembersari dan pengikutnya di dekat Sungai Bedadung.
Saat acara penguburan, dibacakan legenda Putri Jembersari atau riwayat Endang Ratnawati. Alhasil semua orang yang datang mengetahui nama kecil Endang Ratnawati adalah Jembersari.
Maka untuk mengenang jasa sang putri, seluruh warga setuju menamakan desa itu menggunakan Jember. Hingga akhirnya desa itu berkembang menjadi kabupaten seperti saat ini.
Editor: Rizky Agustian