Kronologi 2 PMI Viral asal Banyuwangi yang Diduga Disiksa di Perbatasan Myanmar

BANYUWANGI, iNews.id - Dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sempat viral ketika mengadukan penyiksaan di media sosial dipastikan merupakan warga Banyuwangi. Hal ini setelah pihak desa tempat asal dua PMI Itu buka suara.
Sekretaris Desa Wonosobo Rudi Siliworo Putro membenarkan bila dua pemuda yang videonya viral di media sosial TikTok usai diduga mengalami penyiksaan merupakan warganya. Kedua PMI itu berasal dari Dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo, Kecamatan Srono. Dari identitas keduanya diketahui bernama Muhammad Ilyas dan Muhammad Sugiantoro.
"Benar keduanya adalah warga kami, beralamat di Dusun Krajan Kulon, Desa Wonosobo," ucap Rudi dikonfirmasi, Kamis (25/5/2023).
Rudi menjelaskan, berdasarkan informasi dari kedua pihak keluarga berangkat pada Oktober 2022 lalu. Awalnya keduanya merasa kebingungan karena urusan pekerjaan. Kemudian didatangi oleh seseorang yang dia kenal, berinisial B yang beralamat Judeg dan inisial S yang beralamatkan di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi.
Selanjutnya keduanya ditawari bekerja di Thailand dan ditarik uang Rp10 juta per orang. Oleh karena biayanya murah dan tidak ribet, mereka pun tergiur. Apalagi agen itu membawa embel-embel keberangkatan dilakukan secara resmi. Namun keberangkatan keduanya itu memang sempat ditentang dari pihak keluarga.
"Istri saudara Ilyas dan orang tua Sugiantoro sempat keberatan. Namun karena tekad sudah bulat akhirnya tidak bisa mencegah keberangkatan keduanya," ujar Rudi.
Setelah biaya Rp10 juta diserahkan dan berbagai keperluan administrasi dipenuhi. Mereka kemudian berangkat ke Thailand, tetapi ternyata keduanya ditempatkan di perbatasan Myanmar dan dijadikan scamer.
Mereka juga diduga dipaksa bekerja, bahkan disekap dan juga disiksa, hingga akhirnya videonya trending dan menjadi atensi publik. "Keluarga meminta agar kedua pemuda tersebut kembali dengan selamat dan utuh," ujarnya.
Pihak desa juga berupaya semaksimal mungkin mendampingi pihak keluarga. Rudi juga mengimbau keluarga lebih berhati-hati. Jika ada seseorang yang tidak dikenal atau yang tidak jelas tidak jelas asal usulnya menawarkan bantuan dengan berbagai persyaratan, pihaknya mengimbau jangan langsung diterima.
"Karena dalam posisi seperti ini rawan untuk dimanfaatkan. Jadi harus dikonsultasikan dan hati-hati," ujarnya.
Pemdes telah berkoordinasi dengan camat, disnakertrans Banyuwangi dan menggandeng aparat penegak hukum (APH) untuk mengusut agen penyalurnya. "APH akan menindaklanjuti dalam hal aspek pidananya, yakni penipuan dan perdagangan manusia," katanya.
Di sisi lain, Koordinator Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Banyuwangi, Fery Meriyanto telah berkoordinasi dengan KBRI Myanmar. "Kita menunggu hasil penanganan dari KBRI dan saat ini kami masih berkomunikasi intens dengan keluarga korban yang ada di Banyuwangi," kata Feri, dikonfirmasi secara terpisah.
Editor: Ihya Ulumuddin