JAKARTA, iNews.id - Kisah pendosa yang masuk surga karena taubat bisa menjadi ibrah bagi Muslim agar tetap optimistis dengan rahmat Allah. Manusia memang diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah, namun dalam perjalanan hidupnya tidak sedikit yang tergelincir ke perbuatan dosa karena terbujuk rayuan setan.
Nabi Adam dan Siti Hawa tercatat sebagai manusia pertama yang berbuat dosa karena melanggar perintah Allah agar tidak memakan buah khuldi. Namun, bujukan setan menjebak Nabi Adam hingga diturunkan dari surga ke bumi.

Ingatkan Amalan Hebat Malam Hari, Ustaz Yusuf Mansur: Banyak Memaafkan, Buatmu Surga
Nabi Adam kemudian cepat-cepat bertaubat memohon ampunan kepada Allah SWT dengan membaca istigfar.
Doa taubat Nabi Adam dan Siti Hawa diabadikan pada Al-Qur’an surat Al-A'raf ayat : 23
11 Manfaat Sholat Dhuha Menurut Hadits, Dicukupkan Rezeki hingga Istana di Surga
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Latin: "Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam tagfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin."
9 Keutamaan Sholat Tasbih, Diampuni Dosa hingga Punya Kebun Kurma di Surga
Artinya: Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.
Kisah Pendosa yang Masuk Surga
Berkaitan dengan kisah pendosa yang masuk surga disebutkan dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad.
Dilansir dari laman nu.or.id, Rasulullah SAW pernah berkisah dua orang bersaudara dari kalangan Bani Israil, satu sering berbuat dosa, sementara seorang lainnya sangat tekun beribadah.
Yang terakhir disebut ini rupanya tak henti-hentinya menyaksikan saudaranya itu melakukan dosa hingga mulutnya sering kali menegur.
"Berhentilah!" Sergah saudaranya yang ahli ibadah. Teguran seolah hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar lagi lewat telinga kiri.
Perbuatan dosa itu berlanjut dan sekali lagi tak luput dari mata saudaranya yang rajin beribadah. "Berhentilah!" Sergahnya kembali.
Si pendosa lantas berucap, "Tinggalkan aku bersama Tuhanku. Apakah kau diutus untuk mengawasiku?" Saudara yang ahli ibadah pun menimpali, "Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu. Allah tidak akan memasukkanmu ke surga."
Di ujung, Hadits tersebut melanjutkan, tatkala keduanya meninggal dunia, keduanya pun dikumpulkan di hadapan Allah SWT.
Kepada yang sungguh-sungguh beribadah, Allah mengatakan, "Apakah kau telah mengetahui tentang-Ku? Apakah kau sudah memiliki kemampuan atas apa yang ada dalam genggaman-Ku?" Drama keduanya pun berlanjut dengan akhir yang mengejutkan.
"Pergi dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku," kata Allah kepada si pendosa. Sementara kepada ahli ibadah, Allah mengatakan, "(Wahai malaikat) giringlah ia menuju neraka."
Di akhir haidts, Rasulullah SAW mengabarkan bahwa lelaki pendosa itu akhirnya mendapat ampunan dari Allah lantaran menjelang kematiannya ia melakukan ibadah besar, yakni khasyyatullah (takut kepada Allah).
Kisah di atas memberikan pesan mendalam untuk tidak merasa paling benar pada hal-hal yang sesungguhnya menjadi hak prerogatif Allah.
Allah SWT pun mengingatkan Rasul-Nya untuk tidak menghakimi umatnya celaka atau bahagia di ahirat.
Dalam Surat Al Qashash ayat 56, Allah SWT berfirman:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشاءُ
Artinya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. (Al-Qashash: 56)
Kemudian Allah Swt menyebutkan bagian yang lainnya dalam Surat Ali Imran ayat 129:
يَغْفِرُ لِمَنْ يَشاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشاءُ
Artinya: Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki. (Ali Imran: 129)
Beribadah dan meyakini kebenaran adalah hal yang utama. Namun, sikap itu bisa berubah menjadi takabur ketika menghakimi pihak lain akan celaka atau bahagia di akhirat.
Itulah kisah pendosa yang masuk surga untuk dijadikan ibrah bagi Muslim.
Wallahu A'lam
Editor: Kastolani Marzuki






