get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertempuran Tegal dan Cilacap, Jejak Perlawanan ALRI Terhadap Agresi Militer Belanda 1947

Kisah Para Perempuan Tangguh Penyokong Pangeran Diponegoro di Medan Perang

Rabu, 03 November 2021 - 07:07:00 WIB
Kisah Para Perempuan Tangguh Penyokong Pangeran Diponegoro di Medan Perang
Perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda banyak dibantu para perempuan. (ilustrasi).

SURABAYA, iNews.id - Perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda tidak lepas dari peran para perempuan. Saat itu, banyak di antara tokoh perempuan Jawa yang turun langsung ke gelanggang, membantu pasukan yang dipimpin Pangeran Diponegoro. 

Buku "Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1825' tulisan Peter Carey menyebutkan ada dua perempuan yang terlibat langsung perang melawan Belanda dengan para laki-laki lainnya. Keduanya yakni Raden Ayu Serang, atau Nyi Ageng Serang, ibu Pangeran Serang II, istri seseorang dari garis keturunan Wali Songo Sunan Kalijaga, serta Raden Ayu Yudokusumo, salah satu putri Sultan Hamengku Buwono I, yang menikah dengan seorang Bupati Mancanagara Yogya.

Nyi Ageng Serang merupakan perempuan pertama yang memimpin pasukan berkekuatan 500 orang di sekitar Serang Demak di kala putranya Pangeran Serang II menyerang posisi-posisi Belanda di Pantai Utara, pada bulan Agustus-September 1825. Raden Ayu Serang juga dikenal memiliki kesaktian yang diperoleh setelah banyak bertapa di gua-gua di pantai selatan Jawa.

Perempuan yang sezaman dengan Nyi Ageng Serang yakni Raden Ayu Yudokusumo. Dia dikenal memiliki kecerdasan dengan tingkat tinggi, dengan siasat yang luar biasa. Dia menjadi otak dari serangan atas komunitas Tionghoa di Ngawi, pada 17 September 1826. Pusat pertahanannya di Muneng, kabupaten suaminya di timur Kali Madiun.

Dia kemudian turut bergabung dengan pasukan Raden Sosrodilogo di Jipang Rajekwesi antara November 1827 dan Maret 1828. Tak hanya itu, di Ngawi dan pos cukai terdekat di Kudur Brubuh, Bengawan Solo, seorang perempuan peranakan berperan penting dalam membentuk pasukan keamanan setempat menyusul manuver Raden Ayu Yudokusumo.

Para wanita di desa-desa sekitar Yogyakarta juga telah menyiapkan bubuk mesiu untuk bersiap menghadapi musuh. Para perempuan juga membawa barang berharga ke medan laga dengan mengenakan seragam tempur seperti pria, konsisten dengan apa yang dilakukannya.

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut