Khofifah Perempuan Tervokal dan Populer saat Corona, Rustika: Dia Menyentuh Sisi Emosional
SURABAYA, iNews.id – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menjadi perempuan paling vokal dalam penanganan pandemi virus corona (Covid-19), berdasarkan riset Indonesia Indicator (I2). Selain aktif bersuara, riset I2 juga menunjukkan bahwa statemen Khofifah paling banyak dikutip oleh media.
Riset berjudul “Perempuan Terpegah dan Tervokal di Tengah Pandemi Covid-19” yang dilakukan I2, mencatat, sepanjang 1 Maret-17 April 2020, ada 912.315 berita tentang pandemi Covid-19 yang ditulis 2.479 media online Indonesia. Data itu dianalisis secara real time menggunakan sistem Intelligence Media Management (IMM) yang berbasis Artificial Intelligence.
“Dari riset itu, ada 10 figur perempuan muncul. Nah, nama Khofifah muncul paling banyak. Dia tidak hanya teratas sebagai perempuan terpegah, tetapi juga tervokal,” kata Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang, Kamis (23/4/2020).
Rustika mengatakan, statemen Khofifah sering dikutip terkait keseriusannya menyelamatkan masyarakat serta memastikan adanya alat pelindung diri (APD).
“Beberapa pernyataannya lebih menyentuh sisi emosional. Piawai untuk berbicara bagaimana menangani Covid-19. Sebagai seorang ibu dan perempuan, memastikan APD dan segala hal, benar-benar (Khofifah) seorang ibu,” ujarnya.
Menurut Rustika, media banyak mengikuti jejak gubernur perempuan ini dalam penanganan Covid-19 di daerahnya. Mulai dari aktivitasnya secara langsung ke lapangan, memberikan semangat kepada tim, PSBB, penyebaran pandemic di Jatim, serta imbauan physical distancing.
“Media melihat dan memberi framing positif pada berbagai kebijakan dan aktivitasnya dalam menangani pandemic, selain pro aktif terhadap berbagai hal, perbedaan pandangan antar wilayah dan gubernur juga relative teredam,” ujar Rustika.
Sedangkan di posisi kedua diisi Menteri Keuangan, Sri Mulyani dengan 11.723 pernyataan. Menurut Rustika, media banyak mengutip komentar Sri Mulyani mengenai kebijakan ekonomi untuk mengantisipasi dampak pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sementara posisi ketiga diisi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dengan 2.831 pernyataan. “Kreativitas Risma dalam penanganan pandemic Covid-19, kecepatan dalam menangani isu, membuat banyak pernyataan Risma yang dikutip oleh media. Hanya saja, Risma lebih banyak diam. Tidak seperti Risma yang biasanya,” katanya.
Ketua DPR, Puan Maharani dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi ada di posisi posisi keempat dan kelima, masing-masing 2.535 dan 2.510 pernyataan. Sementara Ketua Tim Penanganan Covid-19 Rumah Sakit Persahabatan, Erlina Burhan, ada di posisi keenam dengan 2.469 pernyataan.
Berikutnya ada Bupati Bogor Ade Yasin (2.246 pernyataan); Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung, Reihana (2.046 pernyataan); Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Widyastuti (1.975 pernyataan); dan Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati (1.817 pernyataan).
Menurut Rustika, hasil riset I2 menunjukkan bahwa dua besar posisi perempuan terpegah dan tervokal terkait pemberitaan mengenai pandemi Covid-19 diisi dua nama yang sama, yakni Khofifah Indar Parawansa dan Sri Mulyani. Jumlah berita dan pernyataan keduanya yang ditulis media terlihat berbeda jauh dari perolehan tokoh perempuan lain.
"Khofifah dan Sri Mulyani menjadi tokoh perempuan paling populer dalam pemberitaan media online tentang pandemi Covid-19 di Indonesia," kata Rustika.
Diketahui, I2 menggunakan istilah terpegah atau termasyhur untuk 10 perempuan itu. “Terpegah punya makna lebih netral ketimbang istilah populer yang berarti terkenal dan disukai. Sedangkan tervokal berarti paling sering berstatemen dan dikutip statemennya oleh media,” kata Rustika.
Editor: Umaya Khusniah