Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim Meninggal Dunia, SBY Mengaku Sangat Kehilangan 

SURABAYA, iNews.id - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim Sri Subiati meninggal dunia. Bendahara DPD Partai Demokrat Jatim itu meninggal di RS Husada Utama Surabaya setelah berjuang melawan Covid-19. 

"Innalillahi wa Innaa ilaihirooji'uun. Telah meninggal dunia Sahabat, keluarga besar kita Partai Demokrat
Ibu H. Sri Subiati (Ketua FPD DPRD)," tulis salah seorang kader, Senin (9/8/2021). 

Baca Juga

Kejar Herd Immunity, Forkopimda Jatim Gelar Vaksinasi Massal Sasar 20.000 Warga Surabaya 

Kabar ini pun menjadi duka bagi keluarga besar Partai Demokrat. Bahkan, Ketua DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sangat kehilangan. 

Hal ini disampaikan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Renville Antonio. "Partai Demokrat sangat kehilangan, Ketum Demokrat AHY juga demikian dan Pak SBY merasa sangat kehilangan sekali, begitu tahu Bu Anti meninggal. Karena beliau tahu betul Bu Anti orang yang sangat baik," katanya.

Baca Juga

UM Surabaya Berikan Beasiswa untuk Anak Korban Covid-19 

Renville mengaky almarhumah seperti keluarga bagi dirinya. "Seperti keluarga sendiri bagi saya. Sosok ibu, sosok sahabat, sosok teman seperjuangan, saudara. Saya kenal Bu Anti sejak SMA, anak-anaknya teman saya SMA. Dari situ saya tahu betul beliau orang yang sangat baik," katanya. 

Baca Juga

Dokter Lala, Si Cantik dan Modis yang Aktif Edukasi Covid-19 Raih Penghargaan MURI

Kemudian, dia mulai berhubungan baik ketika almarhumah menjadi koleganya di Partai Demokrat. Berlanjut ketika almarhumah menggantikan ayah Renville Antonio sebagai anggota DPRD Jatim tahun 2009 di Dapil Pacitan. 

"Karena ayah saya pindah ke DPR RI. Hubungan beliau dengan ayah saya juga sangat baik. Berlanjut terus sampai dengan hari ini. Bagi saya, almarhumah tidak ada cacatnya. Beliau orang yang sangat menghargai orang lain, sangat ramah dan selalu membantu kesulitan orang lain serta sangat bisa dipercaya," katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin