get app
inews
Aa Text
Read Next : Geram Indonesia Sering Ditipu dan Kekayaannya Raib, Prabowo: Ini yang Saya Hadapi

Kenapa Presiden Indonesia Selalu Berasal dari Orang Jawa? Ini Jawabannya 

Jumat, 11 November 2022 - 17:23:00 WIB
Kenapa Presiden Indonesia Selalu Berasal dari Orang Jawa? Ini Jawabannya 
Kenapa presiden Indonesi selalu berasal dari orang Jawa. (istimewa).

SURABAYA, iNews.id - Kenapa presiden Indonesia selalu berasal dari orang Jawa?. Pertayaan itu kerap muncul menjelang sukses kepemimpinan Indonesia. 

Maklum, selama 77 tahun republik ini berdiri, orang Jawa selalu hadir sebagai pemimpin. Mereka yakni Soekarno dari Surabaya, Soeharto (bantul), Gus Dur (Jombang/Jawa Timur), Megawati Soekarnoputri (Jakarta), Susilo Bambang Yudhoyono (Pacitan) hingga saat ini Joko Widodo (Jokowi) yang beral dari Solo.  

Di luar enam sosok tersebut, memang ada nama Presiden BJ Habibie yang berasal dari Parepare, Sulawesi Selatan. Namun, beberapa tokoh menyebut, ahli pesawat terbang ini masuk pengecualian. 

Sebab, BJ Habibie muncul sebagai presiden di masa transisi. Dia ditunjuk sebagai presiden menggantikan Soeharto yang terpaksa mundur karena desakan massa. 

Namun, bila dirunut, BJ Habibie sejatinya juga berasal dari Suku Jawa. Sebab, ibunya, Raden Ayu Tuti Marini Puspowardojo merupakan ningrat asli asli Yogyakarta. 

Lalu, kenapa selalu berasal dari orang Jawa? apakah kebetulan atau sebab lain berikut tiga alasan yang melatarbelakangi. 

1. Latar Belakang Sejarah 

Pertanyaan tentang kenapa presiden Indonesia selalu berasal dari orang Jawa tak lepas dari sejarah berdirinya republik ini. Berbagai dokumen mencatat, setelah kekalahan Jepang dari sekutu, pemerintah angkatan darat membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Tim adhoc yang beranggotakan 28 tokoh ini, 18 di antaranya berasal dari Jawa. Sisanya berasal dari beberapa suku di luar Jawa. Maka, secara kuantitas, orang-orang Jawa sudah mendominasi pemerintahan republik ini sejak awal berdiri.

2. Kepentingan Politik

Suksesi kepemimpinan Indonesia tak bisa lepas dari bayang-bayang partai politik, mengingat Undang-Undang (UU) kita menyaratkan itu, bahwa calon presiden harus diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. 

Nah, selama ini, elite politik di Indonesia selalu menggunakan pertimbangan sosiologis dalam memilik calon presiden. Dosen Departemen Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati dalam sebuah artikel mengatakan, prespektif sosilogis sengaja dipakai oleh para elite karena dianggap efektif untuk mendulang suara. 

Sebab, pada kenyataanya, populasi masyarakat di Pulau Jawa lebih banyak dibanding dengan kepulauan lainnya. Berdasarkan data pusat statistik, hampir separuh dari penduduk Indonesia merupakan orang Jawa. Itu artinya, jumlah pemilih pada Pilpres paling banyak berasal dari Jawa. 

Atas fakta tersebut, guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Mudjia Raharjo dalam sebuah artikel yang diterbitkan UIN Maulana Malik Ibrahim, melontarkan kritik, bahwa dikotomi Jawa dan bukan Jawa merupakan hal yang tidak produktif. 

Seorang presiden kata Mudjia seharunya dipilih berdasarkan kualitas, bahwa yang bersangkutan merupakan sosok tepat memimpin Indonesia. Itu artinya, Jawa atau bukan Jawa tidak jadi soal. Terpenting dia memiliki kemampuan untuk memajukan Indonesia dan menyelesaikan berbagai persoalan di negeri ini.

Itulah jawaban, kenapa presiden Indonesia selalu berasal dari orang Jawa.

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut