get app
inews
Aa Text
Read Next : Perajin Kostum Karnaval di Tuban Mengeluh, Agustus Tahun Ini Sepi Pesanan

Kedelai Mahal, Perajin Tempe di Mojokerto Terpaksa Kurangi Ukuran

Rabu, 15 November 2023 - 08:35:00 WIB
Kedelai Mahal, Perajin Tempe di Mojokerto Terpaksa Kurangi Ukuran
Perajin tempe di Mojokerto terpaksa mengurangi ukuran menyiasati harga kedelai yang tinggi. (Sholahudin).

MOJOKERTO, iNews.id - Kenaikan harga kedelai sejak dua minggu terakhir membuat para perajin tempe di Mojokerto kelimpungan. Mereka bahkan terpaksa mengurangi adonan dan ukuran tempe agar tetap bisa berproduksi dan tidak merugi. 

Cara ini dilakukan salah seorang perajin tempe di Desa Tambak Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Abdul Hadi. Dia mengaku terpaksa harus memutar otak karena harga kedelai terus merangkak naik hingga menembus angka Rp12.000 per kilogram. 

Hadi mengatakan, semula harga kedelai hanya Rp10.000 per kilogram. Namun, sejak dua minggu lalu, harga naik menjadi Rp12.000 per kilogram. "Akhirnya terpaksa adonannya dikurang," katanya. 

Hadi menyebutkan, untuk tempe ukuran panjang dan lebar biasanya dibuat dengan delapan centong ke cetakan. Namun, setelah harga kedelai naik, jumlahnya dikurangi menjadi tujuh centong.

Sedangkan untuk ukuran lonjong, dikurangi menjadi empat centong dari sebelumnya lima centong. Selain mengurangi adonan, ukuran tempe juga diperkecil untuk menyeimbangkan ongkos produksi.

Tempe buatan Hadi memang terbilang laris. Dibantu empat karyawan serta anak dan istrinya, sehari dia mampu memproduksi 150 kilogram tempe dengan berbagai macam ukuran. 

Tempe-tempe itu lalu dijual ke Pasar Legi, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Tempe dijual dengan harga Rp12.000 per biji untuk tempe model plastik lonjong. Sedangan untuk ukuran panjang dan lebar dijual dengan harga Rp60.000 per lembar. 

Abdul Hadi mengaku selain kedelai yang naik, penjualan di pasar juga menurun. Namun dia tak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga tersebut. "Tapi enggak tahu kenapa merosot. Mungkin daya beli masyarakat turun," katanya. 

Dia berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi mahalnya harga kedelai. Sebab, jika naik terus, para perajin tempe seperti dirinya terancam bangkrut karena tidak berani menaikkan harga di pasar. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut