SURABAYA, iNews.id - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat juga mewaspadai ancaman virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah isu virus korona yang merebak. Warga diminta mengantisipasi penyakit DBD ini secara komprehensif mengingat sudah ada lebih dari 16.000 kasus secara nasional dan 100 lebih penderita meninggal dunia.
“Jangan sampai masyarakat hanya terfokus pada isu korona sementara DBD yang juga sangat berbahaya malahan dianggap sepele,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (12/3).
Kasus DBD di Wajo Meningkat, Ada 77 Pasien Periode Januari hingga Awal Maret
Orang nomor satu di Jatim ini mengatakan hingga bulan Maret tahun 2020, sudah ada sekitar 1.766 kasus DBD. Sebanyak 15 kasus di antaranya meninggal dunia. Sementara tahun 2019 lalu, tercatat ada sebanyak 18.393 kasus DBD dengan 185 di antara berujung pada kematian.
“DBD merupakan bahaya laten yang mengancam setiap musim pancaroba hingga musim penghujan,” katanya.
Jumlah Kasus DBD di Sikka NTT Bertambah Jadi 1.234

Saat ini, potensi DBD masih sangat besar mengingat curah hujan saat ini masih cukup tinggi. Untuk itu, Khofifah meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak. Caranya dengan menguras, menutup dan menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas (3M).
Barang-barang ini dapat menyisakan genangan tempat nyamuk berkembang. Selain itu untuk menghindari gigitan nyamuk, masyarakat dapat menggunakan lotion anti nyamuk, pemakaian kelambu, memasang kawat kasa dan lain-lain.
Selain rumah, tempat lain yang juga harus dijaga kebersihannya yakni sekolah, tempat kerja, tempat ibadah dan tempat-tempat umum. Fogging (pengasapan-red) hanya membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, tapi tidak dengan jentik-jentik nyamuk.
Fogging tidak menjadi alternatif pilihan kecuali ada minimal tiga penderita DBD dan angka bebas jentik (ABJ) < 95 %. Bila tidak memenuhi syarat tersebut, cukup melakukan penyuluhan pada warga dan PSN serentak di wilayah tersebut.
Pemprov Jatim melalui Dinas Kesehatan telah melakukan sejumlah upaya pencegahan agar kasus DBD tak bertambah. Petugas antaranya melakukan sosialisasi gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat (PHBS), optimalisasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik), pembagian bubuk abate, dan lain sebagainya.
Fasyankes di Jatim yang terdiri dari 968 Puskesmas, melaksanakan kegiatan promotif dan preventif dengan menggerakkan masyarakat dalam PSN serentak dengan 3M plus. Selain itu ada 385 Rumah sakit siap memberikan pelayanan pada setiap penderita DBD.
Gubernur Khofifah menghimbau pada masyarakat untuk melakukan PSN serentak seminggu sekali secara rutin, bermutu dan berkesinambungan. Selain itu segera datang ke Puskesmas/RS bila ada keluhan panas lebih dari tiga hari dan badan lemas.
“Supaya tidak terlambat dalam penanganan,” katanya.
Editor: Umaya Khusniah