Hilang 4 Hari, Siswa SD Tewas Membusuk di Kolong Ranjang Tetangga
Setelah empat hari hilang, Muhammad Arifin, siswa kelas satu SD negeri di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ditemukan tewas di rumah tetangganya, Kamis, 20 Oktober 2017 malam. Bocah berusia tujuh tahun itu dibunuh tetangganya, Wusito (33). Mayatnya lalu dimutilasi dan dibiarkan membusuk di kolong tempat tidur.
Warga Dusun Tawing, Desa Tanggulangin, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur pun mendadak gempar mengetahui Muhammad Arifin dibunuh dengan sadis oleh tetangganya Suwito. Mayatnya tergeletak di kolong tempat tidur di rumah pelaku dengan kondisi tangan putus dimutilasi. Di bagian kepalanya terdapat luka robek, diduga akibat pukulan cangkul.
Mayat korban pertama kali ditemukan ayah pelaku, Saridi. Petani ini curiga saat mencium bau busuk. Awalnya, dia menduga itu bau bangkai kucing atau tikus. Setelah dicari, dia menemukan bau tidak sedap itu ternyata dari mayat. Alangkah kagetnya dia menemukan anak tetangganya tewas membusuk di kolong tempat tidur. Saridi kemudian melaporkan temuan itu kepada perangkat desa setempat yang selanjutnya membuat laporan ke polisi.
“Saya pulang ke rumah mencium bau busuk. Saya cari dan ketemu di bawah ranjang. Saya lihat ada mayat dengan seragam sekolah. Lalu, saya lapor Mbah Modin (perangkat Desa Tanggulangin),” kata Saridi kepada wartawan.
Penangkapan pelaku berlangsung dramatis. Pemuda 33 tahun ini mencoba melawan saat hendak diringkus polisi. Akibatnya, belasan petugas terpaksa harus menyergap pelaku. Proses penangkapan berlangsung selama hampir satu jam. Kini, pelaku telah diamankan di Mapolres tuban.
Kapolres Tuban AKBP Sutrisno HR mengatakan, polisi berencana melakukan tes kejiwaan terhadap pelaku. Pelaku terindikasi mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2011 lalu. Sementara mayat korban dievakuasi ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) Dokter Koesma Tuban untuk diautopsi. “Kondisi mayat korban, ditemukan luka-luka di kepala. Tangannya dipotong. Motifnya, yang jelas pelaku ini sejak 2011 mengalami indikasi gangguan jiwa. Tapi untuk membuktikan, kami akan melakukan tes kejiwaan,” kata Sutrisno HR.
Sutrisno HR menyebutkan, keterangan yang diperoleh polisi dari teman-teman korban, Muhammad Arifin dikenal sangat aktif dan pemberani. Teman-temannya biasanya takut saat lewat dari rumah pelaku, apalagi jika dipanggil.
“Kalau dipanggil pelaku, teman-teman korban takut, pasti kabur. Tapi kalau korban ini, dia berani. Kali ini, sepertinya saat kejadian sedang tidak ada orang di rumah pelaku. Di situ mungkin pelaku langsung membawa korban masuk ke rumah. Mungkin karena korban melawan, pelaku memukul kepalanya dan memotong tangannya,” kata Sutrisno HR.
Sebelumnya, Muhammad Arifin dilaporkan hilang sejak Senin lalu, 16 Oktober 2017. Dia tiba-tiba menghilang saat berada di sekolah. Pencarian yang dilakukan orang tua bersama warga dan polisi tidak membuahkan hasil hingga akhirnya korban ditemukan sudah tidak bernyawa.
Editor: Maria Christina