Heboh Kabar Pengungkapan Sabu 100 Kg Tak Dipublikasikan, Ini Respons Polda Jatim 

SURABAYA, iNews.id - Polda Jawa Timur (Jatim) membantah kabar pengungkapan sabu 100 kilogram yang tidak dipublikasikan. Kabar tersebut berasal dari postingan Instagram Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni melalui akun Instagram @ahmadsahroni88.

"Apa yang disampaikan itu tidak benar. Jadi yang benar setelah kami cek adalah bahwa beberapa bulan lalu, tepatnya sekitar bulan Mei Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap sabu-sabu seberat 100 kilogram di wilayah Polres Nganjuk dan sekitarnya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto 

Baca Juga

Siswi SMP di Sampang Dicabuli 2 Warga usai Tepergok Pacaran dalam Gua

Pengungkapan tersebut, lanjut Dirmanto, sudah dirilis BNN. Karena itu pihaknya memastikan lagi bahwa berita itu tidak benar.

Atas rumor tersebut, dia mengimbau kepada masyarakat untuk menciptakan situasi dan kondisi di ruang digital yang nyaman. "Ruang-ruang digital itu mari kita hiasi dengan informasi yang menarik. Informasi yang mendidik, bukan malah membuat informasi ini tidak benar," katanya.

Baca Juga

Blitar Gempar, Siswa Mtsn 1 Kunir Tewas Dianiaya Teman Sekolah dalam Kelas

Dirmanto mengatakan, saat ini Polda Jatim masih mempelajari postingan tersebut untuk menentukan langkah selanjutnya.

Diketahui, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni melalui akun @ahmadsahroni88 mengunggah kabar penangkapan sabu-sabu 100 kilogram di Jatim. Pada postingan itu, Sahroni juga mempertanyakan pengungkapan narkoba tersebut yang tidak disampaikan ke publik. 

Baca Juga

Viral Resto di Surabaya Ajak Orang-Orang Berkebutuhan Khusus dan Down Syndrome Jadi Pelayan 

"SAYA DENGAR ADA PENANGKAPAN SHABU2 100 KG DI JAWA TIMUR TAPI KOK GA ADA BERITANYA YAH ??" tulis akun Instagram @ahmadsahroni88. Postingan ditutup dengan tagline ke sejumlah akun pejabat tanah air mulai dari Presiden Joko Widodo, Bea Cukai, Kejaksaan dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

"SKRANG SY DGR MALAH KELUAR MASUK KONTAINER DI HAMBAT APA BENER DEMIKIAN KAH ??" katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin