get app
inews
Aa Text
Read Next : BNPB: Penggunaan Alat Berat untuk Percepat Proses Evakuasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Golden Time Habis, Keluarga Ikhlas Evakuasi Korban di Ponpes Al Khoziny Pakai Alat Berat

Kamis, 02 Oktober 2025 - 21:55:00 WIB
Golden Time Habis, Keluarga Ikhlas Evakuasi Korban di Ponpes Al Khoziny Pakai Alat Berat
SAR gabungan mengerahkan alat berat untuk evakuasi korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. (Foto: iNews TV)

SIDOARJO, iNews.id – Operasi pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) terhadap korban insiden ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, kini memasuki tahap evakuasi korban meninggal dunia.

Mulai Kamis (2/10/2025), proses dilakukan dengan bantuan alat berat setelah 72 jam pertama atau masa golden time habis dan tidak lagi terdeteksi tanda-tanda kehidupan dari bawah reruntuhan. 

Penggunaan alat berat telah mendapat persetujuan resmi dari keluarga korban, yang sebelumnya telah diajak berdialog intensif oleh pemerintah dan tim penyelamat. 

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, hasil asesmen mendalam yang dilakukan hingga Rabu (1/10/2025) malam, tim SAR gabungan memastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di lokasi kejadian. 

“Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim SAR gabungan memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu mengevakuasi korban yang sudah meninggal menggunakan alat-alat berat,” ungkap Kepala BNPB.

Penjelasan ini, kata dia, kemudian menjadi dasar bagi keluarga korban untuk menyepakati kelanjutan operasi SAR sesuai dengan protokol yang berlaku. Pihak keluarga pun menyatakan siap menerima apa pun hasil evakuasi dengan lapang dada.

“Keluarga korban sudah sepakat dan meminta kami melanjutkan operasi SAR menggunakan alat berat. Mereka sudah menandatangani berita acara,” ujarnya.

Sehari sebelumnya, Rabu (1/10/2025), tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh korban. Dari jumlah tersebut, lima orang ditemukan dalam kondisi selamat dan dua lainnya meninggal dunia. Proses evakuasi kala itu dilakukan sepenuhnya secara manual, tanpa menggunakan alat berat, demi memprioritaskan keselamatan korban yang masih hidup sekaligus melindungi tim SAR di lapangan.

Data yang dimutakhirkan hingga Kamis (2/10) pukul 16.30 WIB, jumlah korban yang berhasil dievakuasi ada sebanyak 108 orang dengan rincian 30 orang masih dirawat di rumah sakit, 73 orang sudah diperbolehkan pulang dan 5 orang meninggal dunia serta sebanyak 58 masih dalam pencarian.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menjelaskan, alasan tim SAR gabungan mengalihkan operasi dari fase pencarian dan penyelamatan (search and rescue) menjadi fase evakuasi dengan alat berat. 

Keputusan ini diambil setelah tiga kali dilakukan reassessment dengan peralatan canggih namun tidak ditemukan lagi tanda-tanda kehidupan di reruntuhan bangunan musala ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Menurut Syafii, reassessment pertama dilakukan pada Rabu (1/10/2025) malam pukul 23.30 WIB. Saat itu, seluruh area dievakuasi dari aktivitas non-petugas agar alat deteksi tidak menangkap sinyal yang salah. Radius tangkap alat mencapai 50 meter, sehingga keberadaan orang di sekitar lokasi bisa mengganggu hasil pencarian.

Tim SAR menggunakan beberapa metode, mulai dari hailing method (pemanggilan manual), search cam dengan jangkauan hingga 5 meter ke dalam celah beton, wall scanner yang mampu menembus dinding hingga 20 meter, serta multi-arch scanning berbasis visual dan deteksi getaran halus (seismic motion).

Meski instruksi diberikan agar korban yang mungkin masih hidup merespons dengan gerakan kecil, hasilnya nihil. Reassessment kedua dilakukan Kamis (2/10/2025) dini hari pukul 02.00 dan kembali dipastikan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hasil pemindaian juga tetap nihil.

“Kami sudah memvalidasi berulang kali. Hasil scanning tetap nihil. Maka diputuskan beralih dari fase penyelamatan ke fase pengangkatan reruntuhan dengan alat berat,” kata Syafii.

Syafii menegaskan penggunaan alat berat dilakukan secara bertahap dan penuh kehati-hatian. Proses pengangkatan puing dilakukan blok per blok, dimulai dari yang tidak terkoneksi dengan struktur utama. Setiap blok yang diangkat kembali dipindai ulang untuk memastikan tidak ada korban yang terlewat.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut