Gempa di Situbondo, 16 Rumah Rusak Termasuk Polindes dan Sekolah

SITUBONDO, iNews.id – Gempa bumi 6,3 Skala Richter (SR) yang mengguncang Situbondo, Jawa Timur (Jatim), Kamis (11/10/2018) dini hari, menyebabkan belasan bangunan di kota ini rusak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo mencatat sebanyak 16 rumah rusak ringan termasuk bangunan layanan kesehatan polindes dan sekolah.
“Setelah kami bersama petugas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdal Ops) lainnya menyebar dan menyurvei dampak gempa bumi, dari 16 bangunan itu rata-rata mengalami rusak ringan,” ujar Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdal Ops BPBD Situbondo, Puriyono di Situbondo, Jumat (12/10/2018).
Selain itu, lanjut dia dampak gempa bumi yang terjadi dini hari saat warga sedang terlelap tidur juga menyebabkan seorang warga di Desa/Kecamatan Arjasa mengalami patah tulang pada kaki kirinya. Saat kejadian, korban berusaha menyelamatkan diri keluar dari rumah.
Sementara belasan rumah termasuk bangunan layanan kesehatan (polindes) dan musala serta bangunan sekolah yang mengalami rusak ringan atau retak-retak pada dinding bangunan, tersebar di 10 kecamatan.
Di Kecamatan Panarukan, kerusakan bangunan terjadi di Desa Gelung dan Desa Sumberkolak. Selanjutnya, Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Desa Lamongan dan Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, dan di Kecamatan Kota Situbondo.
Selanjutnya, Desa Sumberejo dan Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Desa Blitok, Kecamatan Bungatan, Desa Sumberpinang, Kecamatan Melandingan. Kemudia, Desa Panji Lor, Desa Tenggir dan Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, serta di Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan.
Titik gempa 6,3 SR terletak pada koordinat 7,47 LS dan 114,43 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 55 km arah Timur laut Kota Situbondo dengan kedalaman 12 km. Guncangan gempa dirasakan cukup kuat oleh masyarakat Situbondo selama 2 hingga 5 detik.
Gubernur Jatim Soekarwo sebelumnya mengimbau para korban gempa bumi di Situbondo dan Sumenep tidak risau. Pemerintah provinsi dan kabupaten akan menjamin seluruh kebutuhan para korban yang terdampak musibah itu.
“Saya informasikan, pertama, rumah rusak akan menjadi tanggung jawab provinsi. Yang kedua, mereka yang sakit, silakan tanggung jawab kabupaten,” kata Soekarwo.
Kendati demikian, Soekarwo mengaku tetap memberi keluasaan bagi pemerintah kabupaten. Misalnya ketika Pemkab tidak sanggup untuk pengobatan para korban, maka Pemprov Jatim siap memberikan jaminan.
Editor: Maria Christina