get app
inews
Aa Text
Read Next : Siap Dukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Relawan Papua: Beliau Kerja Cepat! 

Ganjar Nilai Masjid Cheng Ho jadi Tolok Ukur Keberagaman, Ini 5 Fakta Masjid Cheng Ho Surabaya

Senin, 16 Oktober 2023 - 18:50:00 WIB
Ganjar Nilai Masjid Cheng Ho jadi Tolok Ukur Keberagaman, Ini 5 Fakta Masjid Cheng Ho Surabaya
Masjid Cheng Ho Surabaya dinilai bisa menjadi tolok ukur tempat ibadah berkonsep keberagaman. (Foto: iNews)

SURABAYA, iNews.id - Bacapres Ganjar Pranowo bersama Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesodibjo (HT) mendatangi Masjid Cheng Ho di Surabaya, Jawa Timur pada sabtu (14/10/23) dalam rangka hari jadi ke-21 Masjid Cheng Ho Surabaya.

Ganjar kagum dengan keberadaan Masjid Cheng Ho di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Sebab, masjid ini membela toleransi beragama. Ganjar meyakini Masjid Cheng Ho merupakan cerminan keharmonisan. Terlebih, masjid ini dibangun sebagai bagian dari kerjasama dan gotong royong antar umat beragama.

Menurut Ganjar, Masjid Cheng Ho bisa menjadi tolok ukur masyarakat Indonesia dalam membangun tempat ibadah. "Ini menjadi tempat berkumpul, mereka bisa berdiskusi menyelesaikan banyak persoalan," ucap Ganjar.

Dia mengungkapkan, Masjid Cheng Ho Surabaya merupakan tempat netral bagi seluruh warga. Ia berharap permasalahan masyarakat yang kompleks dapat terselesaikan dengan baik.

Berlokasi di Jalan Gading Nomor 2, Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Masjid Cheng Ho Surabaya merupakan tempat ibadah umat Islam unik yang dibangun sebagai monumen eksistensi Muslim Tionghoa yang berada di Indonesia. Berikut beberapa fakta unik dari Masjid tersebut.

Fakta Unik Masjid Cheng Ho Surabaya

1. Mengadopsi Gaya Arsitektur Cina

Tidak banyak masjid di Indonesia yang mengadopsi gaya arsitektur Tionghoa secara keseluruhan. Masjid Muhammad Cheng Ho di Surabaya adalah salah satunya. Masjid bergaya Tionghoa ini dibangun oleh Persatuan Muslim Tionghoa-Indonesia (P1TI) untuk menunjukkan rasa hormat kepada Cheng Ho.

Cheng Ho adalah nama panggilan Admiral Zheng He, seorang laksamana Muslim asal Tiongkok. Ia mendarat di pantai Simongan, Semarang, pada tahun 1410 dan 1416 untuk mengunjungi Raja Majapahit sebagai utusan Kaisar Yung Lo dengan misi menyebarkan agama Islam.

Bangunan masjid ini menyerupai bentuk kuil atau tempat ibadah Buddha yang banyak ditemukan di Tiongkok. Hal ini terlihat sangat jelas berkat bentuk atapnya yang konon mirip dengan gaya arsitektur Masjid Niu Jie (Jalan Sapi) di Beijing. Namun jika diperhatikan lebih dekat, bangunan masjid ini terlihat seperti kapal. Bentuk ini merupakan simbol Cheng Ho sebagai seorang pelaut.

2. Didominasi Warna Merah

Rata-rata masjid memiliki warna hijau pada bangunannya. Pada Masjid Muhammad Cheng Ho, didominasi warna merah, lalu dikombinasikan dengan warna yang lain seperti hijau, biru dan kuning. Warna merah melambangkan kebahagiaan, kuning kejayaan, hijau kemakmuran dan biru merupakan harapan.

3. Kombinasi ornamen ala tiongkok klasik

Masjid ini juga dilengkapi dengan dekorasi bergaya klasik Tiongkok. Hal ini terlihat pada relief naga dan patung singa yang terbuat dari lilin di bagian depan, dan atap bangunan yang menyerupai pagoda bertingkat dengan lafadz Allah di atasnya. 

Tidak adanya pintu menunjukkan adanya keterbukaan, bahwa masjid merupakan tempat yang dapat digunakan oleh siapa saja, apapun sukunya, untuk beribadah. Dengan filosofi tersebut, masjid harus hadir sebagai jembatan antara seluruh keberagaman yang ada di Indonesia.

4. Terdapat miniatur kapal

Di sisi utara masjid terdapat miniatur yang merupakan model miniatur kapal Laksamana Cheng Ho. Miniatur ini diletakkan di sebuah kolam kecil dengan lukisan dinding wajah Muhammad Cheng Ho. Dekorasi ini semakin menegaskan visi dan misi pembangunan masjid sebagai monumen penghormatan terhadap tokoh Muslim Tionghoa tersebut.

5. Sarat akan makna dan filosofi

Bangunan masjid sarat makna filosofis, layaknya bangunan induk yang dibangun dengan luas 11x9 meter. Angka sebelas sesuai dengan ukuran Ka'bah saat dibangun dan angka sembilan merupakan lambang Wali Songo. Angka delapan di atas bangunan merupakan lambang Pat Kwa, lambang keberuntungan atau kejayaan dalam budaya Tionghoa.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut