Forum RT/RW Surabaya Bikin Sayembara Mencari Calon Wali Kota Gila
SURABAYA, iNews.id – Forum RT/RW se-Surabaya membuat sayembara mencari calon wali kota Surabaya. Sayembara itu mereka lakukan dengan memasang sejumlah bannder dan spanduk di sejumlah titik di Kota Pahlawan. “Dicari Calon Wali Kota ‘Gila”, demikian bunyi tulisan itu.
Spanduk sayembara itu bahkan telah terpampang di sejumlah papan reklame dan titik-titik strategis sejak Kamis (15/8/2019). Beberapa di antaranya perempatan Kampus Universitas Airlangga, Ngagel Jaya, perempatan Suramadu, Darma Husada, Stasiun Pasar Turi, dan banyak lagi.
Juru bicara Forum RT RW Surabaya, Heru Purnomo mengatakan, ide sayembara itu muncul untuk menyongsong Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) 2020 mendatang. Saat itu, masa kepemimpinan Tri Rismaharini akan berakhir dan harus diganti dengan sosok baru.
“Nah, kami tidak ingin sosok baru nanti punya kapasitas biasa-biasa saja. Minimal mereka harus punya gaya koboi seperti Bu Risma. Bahkan harus lebih gila lagi,” katanya, Jumat (16/8/2019).
Sebab, kata Heru, Surabaya adalah kota besar. Kota hebat yang memiliki potensi dan banyak sumber daya manusia yang melimpah. Bahkan, Surabaya juga banyak melahirkan pemimpin besar di tingkat nasional.
“Maka melalui forum RT RW ini, kami ingin menjaring orang-orang “gila” agar berani maju keluar dari zona nyaman untuk kota Surabaya. Sosoknya harus kreatif, inovatif dan produktif di berbagai bidang,” katanya.
Heru menegaskan, forum RT/RW yang dia pimpin tidak ingin terlibat dalam politik praktis. Namun, sebagai warga Surabaya, pihaknya juga ikut bertanggung jawab dalam menentukan calon pemimpinnya.
“Kami hanya menjembatani saja, tidak ingin menentukan siapa wali kotanya. Itu ranah warga Surabaya dan partai politik. Kami hanya ingin ada orang-orang hebat di Surabaya,” katanya.
Diketahui, sejumlah bakal calon wali kota Surabaya mulai bermunculan. Meski belum secara resmi mendeklarasikan, beberapa tokoh sudah mulai keluar panggung untuk mengenalkan diri kepada warga Surabaya.
Mereka antara lain Eri Cahyadi dari kalangan birokrat, KH Zahrul Azhar dari tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Whisnu Sakti Buana dari PDI Perjuangan, M Soleh dari kalangan profesional, Bayu Airlangga dari Partai Demokrat, dan Adies Kadir dari Partai Golkar.
Editor: Maria Christina