Fakta Baru Wanita Muda Tewas di Losmen Malang, Pelaku dan Suami Siri Korban Sempat Berpapasan
MALANG, iNews.id - Wanita muda tewas dibunuh kekasih gelapnya di Losmen Windu Kentjono Malang, ternyata sempat diantar suami siri korban. Wanita berinisial EMF (29) warga Sutojayan, Kabupaten Malang itu, diantarkan oleh suami sirinya berinisial S ke losmen di Jalan Kolonel Sugiono Nomor 46, Kota Malang dengan alasan mengambil uang.
Pria berinisial S tersebut bahkan sempat bertemu dengan pelaku, saat Achmad Khomaruddin selesai membunuh korban, di depan losmen. Fakta ini terungkap dalam rekonstruksi yang dijalankan pada adegan ke-25.
Dalam rekonstruksi itu tampak S, suami korban duduk di depan losmen dengan menatap pelaku yang menaiki sepeda motornya. Diduga dari kecurigaan S itulah akhirnya korban ditemukan tewas oleh penjaga losmen.
Kanit Reskrim Polsek Sukun AKP Wardi Waluyo mengatakan, pelaku dan suami korban sempat bertemu setelah korban dicekik hingga tewas di dalam kamar. Saat itu, kata dia S dan pelaku saling bertatap mata.
"Tersangka keluar sendiri dengan cara tergesa-gesa, ketika ada saksi yang namanya S itu ada di depan itu, kan masih ada hubungan keluarga dengan korban, ketemu di depannya hotel itu berpapasan ketika bertemu," ujar AKP Wardi Waluyo di Polsek Sukun, Kamis (24/7/2025).
Menurutnya, S sempat mengantarkan korban yang masih istri sirinya itu untuk bertemu dengan pria lain yang ternyata kekasih gelapnya, untuk mengambil uang.
S, kata dia sudah tahu bahwa istrinya merupakan wanita tuna susila (WTS) tapi S tidak tahu bahwa pelaku dan korban memiliki hubungan asmara.
"Suami ini hanya mengantarkan korban, antara suami korban dan pelaku ini tidak kenal. Jadi memang salah satu saksi yang S itu duduk di depan losmen, tapi bukan muncikari. Jadi suami korban clear, tidak ada peran (membunuhnya)," katanya.
Sementara itu, Irawan Sukma selaku penasihat hukum pelaku mengungkapkan, seluruh rekonstruksi yang dilakukan oleh kliennya sesuai dengan berita acara pemeriksaan (BAP). Dia menuturkan, dari rekonstruksi terlihat pelaku tidak bermaksud membunuh korban.
"Tidak ada niatan membunuh ini perlu digarisbawahi, akan tetap kita di dalam kamar, korban ini memang istilahnya ngomel terus, mencaci maki, bahkan terakhir mendorong hingga jatuh tersangka dari tempat tidur jatuh ke lantai, sepertinya itu yang mendorong tersangka emosi," kata Irawan Sukma.
Dia menuturkan, puncaknya ketika korban mengatakan ke pelaku dengan sebutan laki-laki miskin tidak punya uang. Kata-kata itu dinilai membuat pelaku emosi dan melampiaskan emosi ke korbannya dengan mendorong korban ke kasur, tapi kepalanya justru membentur tembok kamar.
"Tersangka harga dirinya direndahkan. Salah satu kalimatnya 'kon wong lanang gak gablek duit (kamu laki-laki nggak punya uang), itulah emosinya muncul di situ, emosi sesaat yang berlebihan," ucapnya.
Editor: Kurnia Illahi