get app
inews
Aa Text
Read Next : Rute Jalan Tol Jakarta Malang, Simak Rincian Tarif Terbaru

Ekspedisi Bengawan Solo Himapala Unesa Dokumentasikan Jejak Peradaban

Kamis, 16 Agustus 2018 - 02:05:00 WIB
Ekspedisi Bengawan Solo Himapala Unesa Dokumentasikan Jejak Peradaban
Tim Ekpedisi Bengawan Solo Himapala Unesa mengarungi sungai terpanjang di Pulau Jawa itu dan berakhir pada Minggu (12/8/2018). (Foto: Istimewa).

SURABAYA, iNews.id – Perkembangan zaman turut mempengaruhi kondisi lingkungan. Hal ini pula yang terjadi pada Bengawan Solo. Sungai terpanjang di Pulau Jawa itu kini harus bergulat dengan pencemaran akibat aktivitas manusia.

Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Negeri Surabaya (Himapala Unesa) menemukan, pencemaran terjadi di sejumlah titik sungai dari hulu hingga hilir. Temuan ini didapatkan dalam Ekspedisi Bengawan Solo sejak 16 Juli-12 Agustus 2018.

”Pencemaran sungai didominasi oleh limbah rumah tangga. Selain itu, limbah industri rumahan dan pabrik termasuk dari pabrik tekstil dan kimia. Di wilayah Sragen hingga Ngawi, misalnya, warna air sungai hitam pekat disertai bau menyengat,” kata Ketua Pelaksana Ekspedisi Bengawan Solo M Syahrul Khoir kepada iNew.id, Rabu (16/8/2018).

Dia menerangkan, pencemaran hanya salah satu temuan yang didapatkan dari ekspedisi ini. Dalam analisis lingkungan dan ekonomi sosial budaya (ekososbud), tim Himapala Unesa juga mengungkap kembali jejak peradaban di sepanjang bantaran sungai sejak dari hulu-hilir

Ekspedisi Bengawan Solo Himapala Unesa memulai perjalanan dari Bendungan Serbaguna Wonogiri, Jawa Tengah. Tim ekspedisi berjumlah 10 mahasiswa dari berbagai jurusan mengarungi sungai dengan menggunakan 1 perahu karet dan 1 perahu rakit berbahan pipa paralon. Total 482 kilometer ditempuh selama 28 hari.

Tim ekspedisi bukan tanpa hambatan. Sejak daerah hulu, mereka dihadapkan batuan padas dan pendangkalan sungai. Di Kabupaten Bojonegoro, mereka harus melawan angin kencang dari arah berlawanan.

Tim ekspedisi Bengawan Solo akhirnya sampai di muara sungai, desa Pangkahwetan, Ujungpangkah, Gresik pada Minggu (12/8/2018). Pengalungan bunga oleh sejumlah pejabat dan menandai berakhirnya jelajah sungai purba itu.

”Ekspedisi Bengawan Solo tidak hanya meninggalkan kisah pengarungan sungai terpanjang di Pulau Jawa, melainkan tim ekspedisi juga melakukan penelitian kualitas air sungai dari hulu-hilir,” kata Syahrul.

Dia menerangkan, hasil ekspedisi ini akan didokumentasikan dalam bentuk buku dan video. Selain itu juga dipublikasikan kepada khalayak luas.

”Ekspedisi ini diharapkan menjadi pintu data baru mengenai sungai Bengawan Solo yang saat ini perlu perhatian khusus sebagai sungai terpanjang di pulau Jawa sekaligus sebagai sungai purba yang telah memberikan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya,” kata dia.

Pegiat olahraga alam bebas Nasrudi Naka mengapresiasi kegiatan ini. Menurut dia, hasil Ekspedisi Bengawan Solo dapat menambah referensi bagi para pemangku kepentingan untuk memikirkan nasib sungai ini ke depan.

"Semua pihak harus berpikir bahwa Bengawan Solo adalah napas kehidupan bagi masyarakat sekitar. Jangan sampai sungai ini dari waktu ke waktu akan makin tercemar," ujar mantan Ketua Umum Himapala Unesa ini.

Editor: Zen Teguh

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut