MALANG, iNews.id – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Malang Raya melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Malang, Selasa (22/3/2022).
Mereka mendesak agar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dicopot dari jabatannya karena dinilai tidak bisa mengatasi persoalan minyak goreng yang mahal dan sulit didapat masyarakat.
Mendag Batal Umumkan Mafia Minyak Goreng Hari Ini: Kami Serahkan ke Kepolisian
Dalam aksinya, massa berjalan kaki dari kantor Komisariat HMI Malang Raya yang ada di Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang. Dengan membawa ratusan poster mereka berorasi menyuarakan aspirasinya di depan Gedung DPRD, Kota Malang.
Massa sempat terlibat aksi dorong dengan kepolisian karena berniat membakar ban usai aspirasinya bertemu Ketua DPRD Kota Malang tak terealisasi. Setelah sempat terlibat saling dorong, para mahasiswa akhirnya berhasil membakar ban bekas.
Mendag Minta Maaf Setelah Dua Kali Absen dalam Raker dengan DPR
Mereka terus berorasi menuntut agar Mendag Muhammad Lutfi yang gagal mengatasi persoalan minyak goreng dicopot dari jabatannya. Apalagi saat ini minyak goreng kembali naik, pasca dihapuskannya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.000 per kilogram.
Korlap aksi, Rahmat Madubun mengungkapkan, ada dua tuntutan utama dalam aksi yang dilakukan oleh HMI gabungan dari delapan perguruan tinggi di Malang. "Dua isu salah satunya mencopot Mendag (Menteri Dalam Negeri), kedua transparansi dana pokir DPRD Kota Malang," ucap Rahmat.
Perda APBD Kaltim Tahun 2022 Dianggap Cacat Hukum, Mahasiswa Demo DPRD
Khusus untuk pencopotan Mendag M Lutfi, para mahasiswa menilai hal ini layak, karena kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng sebesar Rp14.000 per kilogram yang dihapus oleh M Lutfi.
Hal ini dinilai mahasiswa kian mencekik rakyat, apalagi seiring kenaikan harga pangan lainnya menjelang bulan Ramadan. Sehingga mereka menganggap Mendag M Lutfi yang paling bertanggungjawab dalam persoalan minyak goreng ini.
"Pencabutan HET minyak goreng, yang kedua ada dua orang ibu - ibu di Kalimantan, yang meninggal dunia karena antri minyak goreng. Itu yang melatarbelakangi kita melakukan aksi hari ini," katanya.
Dia juga menyatakan, aksi dorong yang terjadi karena pimpinan DPRD Kota Malang yang seharusnya menemui para mahasiswa beraudiensi ternyata tidak kunjung keluar. Justru yang terjadi adalah tiga anggota DPRD Kota Malang yang merupakan alumni HMI Malang raya, yang diajukan beraudiensi dengan para mahasiswa.
Mereka juga mengancam bila aspirasinya tak didengar, para mahasiswa akan kembali melakukan aksi yang lebih besar. Terlihat hingga Selasa siang sekitar pukul 14.00 WIB, massa aksi masih terus bertahan di depan DPRD Kota Malang.
Sementara itu, ratusan aparat kepolisian baik yang berpakaian dinas maupun preman, juga tetap bersiaga mengamankan area sekitar gedung legislatif.
Editor: Kastolani Marzuki