Dampak Erupsi Gunung Semeru, 3 Orang di Lumajang Luka Berat dan 21 Rumah Rusak
LUMAJANG, iNews.id – Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi Kamis (20/11/2025) mengakibatkan tiga orang luka berat dan 21 rumah rusak. Lokasi terdampak berada pada 3 desa di 2 kecamatan. Yaitu Desa Supiturang dan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
“Dampak korban jiwa terdapat 3 warga luka berat. Mereka telah dirujuk dan dirawat di RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Sedangkan kerugian material terdiri dari rumah rusak berat 21 unit dan lahan pertanian seluas 204,63 ha rusak,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Senin (24/11/2025).
Pemerintah Kabupaten Lumajang telah menetapkan status tanggap darurat erupsi Gunung Semeru selama 7 hari, terhitung 19 – 25 November 2025. Status aktivitas vulkanik gunung ini berada pada level tertinggi atau level IV (Awas).
Muhari mengatakan, BNPB telah mendampingi BPBD dalam penanganan darurat pasca-letusan Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang. Bantuan didorong untuk memenuhi kebutuhan para warga terdampak erupsi.
“Hingga saat ini, bantuan telah diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang berupa bantuan pangan dan non-pangan. Bantuan dimanfaatkan oleh mereka yang tempat tinggalnya terdampak maupun masyarakat sekitar yang turut terpapar abu vulkanik,” ungkapnya.
Bantuan BNPB tersebut meliputi matras 300 lembar, terpal 300 lembar, selimut 300 lembar, masker medis 200 boks, plastik sampah 200 paket dan alat kebersihan 150 paket, sedangkan pangan terdiri dari makanan siap saji 1.000 buah dan sembako 200 paket.
Selain bantuan, personel BNPB membantu untuk manajemen logistic, seperti penataan dan administrasi Gudang di pos-pos lapangan yang berada di Pronojiwo dan Candipuro.
Bantuan diprioritaskan kepada mereka yang harus mengungsi di pos-pos pengungsian. Data sementara, titik pengungsian berada di SMP 02 Pronojiwo dengan 307 jiwa dan SDN 04 Supiturang 221 jiwa. Meskipun berada di pengungsian, mereka tetap beraktivitas, seperti membersihkan rumah mereka yang terdampak abu vulkanik maupun tetap bekerja.
Terkait dengan adanya pos pengungsian, BNPB memastikan pelayanan dasar kepada warga terpenuhi secara optimal. BNPB mengapresiasi dukungan berbagai pihak, seperti pelayanan sejumlah dapur umum untuk masyarakat terdampak, seperti dari Palang Merah Indonesia, Universitas Brawijaya dan organisasi perangkat daerah. Sedangkan di bidang medis, dinas setempat juga melakukan pelayanan kesehatan warga.
Editor: Kastolani Marzuki