get app
inews
Aa Text
Read Next : Jejak Airlangga, Sang Raja Besar Jawa di Kerajaan Kahuripan dan Kediri

Cerita Serangan Gabungan Pasukan Mongol Majapahit jadi Awal Kehancuran Kerajaan Kediri

Rabu, 19 Januari 2022 - 06:13:00 WIB
Cerita Serangan Gabungan Pasukan Mongol Majapahit jadi Awal Kehancuran Kerajaan Kediri
Peninggalan Kerajaan Kediri (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - Kerajaan Kediri menerima serangan gabungan dari pasukan Mongol dengan beberapa kerajaan lainnya di Jawa Timur. Gabungan pasukan menjadi awal kehancuran Kerajaan Kediri.

Gabungan pasukan ini menjadikan sebuah kekuatan yang besar. Persekongkolan ini dikisahkan Prasetya Ramadhan dalam buku "Sandyakala di Timur Jawa 1042-1527" sebagai sebuah bentuk ketidaksukaan terhadap raja Jayakatwang, yang telah membunuh Kertanegara melalui sebuah kudeta yang keji.

Dikisahkan pada bulan ketiga tahun 1293, seluruh pasukan berkumpul di mulut Kali Mas, penyerbuan ke Kerajaan Kediri bentukan Jayakatwang, usai menghancurkan Kerajaan Singasari. Ribuan pasukan gabungan dari Mongol, Majapahit dan beberapa kerajaan kecil lainnya menyerbu Daha, ibu kota Kerajaan Kediri.

Serangan dari sungai Kali Mas ini membuat pasukan Kediri dapat dipukul mundur. Sedangkan tak kurang dari 100 kapal berdekorasi kepala raksasa dapat disita karena seluruh prajurit dan pejabat yang mempertahankannya melarikan diri untuk bergabung dengan pasukan induknya.

Peperangan besar baru terjadi di hari ke-15 dan 20 Maret 1293 menurut berita China. Bila dihitung semenjak pasukan Mongol mendarat dan membangun kekuatan di muara Kali Mas, dimana bala tentara gabungan tentara Mongol dengan Majapahit berhasil mendesak dan mengalahkan pasukan Kadiri yang menyongsong mereka.

Kekalahan ini menyebabkan sisa pasukan kembali melarikan diri untuk berkumpul di Daha. Pasukan Ike Mese, Kau Hsing, dan Raden Wijaya melakukan pengejaran dan berhasil memasuki Daha beberapa hari kemudian. 

Pada hari ke-19 terjadi peperangan yang sangat menentukan bagi Kerajaan Kadiri total lebih dari 10.000 pasukan Kadiri dan kerajaan di bawahnya dikerahkan. Raja Jayakatwang berusaha memenangkan pertempuran mulai dari pagi hingga siang hari. 

Pada peperangan ini, pasukan Mongol menggunakan meriam yang masih tergolong langka di dunia pada zaman itu. Tiga kali pertempuran besar antara kedua kekuatan yang berseteru di empat arah kota membuat ibu kota Kediri hancur berantakan. 

Kemenangan berhasil diraih para penyerbu gabungan dari tentara Mongol dan Majapahit.Sementara pasukan Kadiri, terpecah dua bagian sebagian menuju sungai dan tenggelam di sana karena dihadang oleh tentara-tentara Mongol, sedangkan sebagian yang lain. Kurang lebih 5.000 pasukan yang dalam keadaan panik akhirnya terbunuh setelah bertempur dengan tentara gabungan Mongol Majapahit.

Ardharaja anak Jayakatwang yang berkhianat melarikan diri ke perbukitan di sekitar ibu kota, namun dapat ditangkap dan ditawan oleh pasukan Kau Hsing yang berkekuatan seribu orang. Di akhir pertempuran akhirnya, Jayakatwang menyadari kekalahannya dan melihat korban di pihaknya yang sudah terlalu banyak akhirnya mundur dan bertahan di dalam kota yang dikelilingi benteng. 

Pada sore harinya, dia memutuskan keluar dan menyerah karena tidak melihat kemungkinan untuk mampu bertahan. Pertempuran lanjutan hanya akan membuat pasukannya tereleminasi total. Jayakatwang akhirnya menyerah dan ditawan oleh pasukan Tartar.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut