Cegah Penularan PMK, Khofifah Minta Pasar Hewan di 4 Wilayah Ini Ditutup Sementara
LAMONGAN, iNews.id - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta pasar hewan di empat daerah di Jatim ditutup sementara. Hal ini menyusul penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di empat daerah di Jatim, yakni Kabupaten Lamongan, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto.
Pesan ini disampaikan Khofifah usai meninjau peternakan sapi Kelompok Tani Ternak Barokah Jaya di Desa Soko, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan. Terdapat 52 ekor sapi di peternakan milik Haji Supar tersebut.
Beberapa diantaranya menunjukkan gejala tanda klinis PMK, antara lain, demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, dan kaki pincang.
Khofifah meninjau satu per satu sapi dalam peternakan tersebut. Dalam tinjauannya, kondisi beberapa ekor sapi mulai pulih setelah sebelumnya dilaporkan diberi suntikan antibiotik dan vitamin dua kali dengan jarak tiga hari. Namun beberapa sapi memang masih menunjukkan tanda-tanda gejala PMK.
"Kemarin dan hari ini ada 2 kali suntik. Ada proses pemulihan. Kami berharap tiga hari ini ada proses penyuntikan lagi. Mudah-mudahan membaik semua. Ini harus diproteksi dan mendapat penanganan komprehensif dan pihak pemilik akan melakukan identifikasi dari gejala-gejala yang muncul dan segera melaporkan," kata Khofifah.
Kasus PMK pertama yang dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022. Sebanyak 402 ekor sapi potong terjangkit PMK yang tersebar di lima kecamatan dan 22 desa. Kasus kedua terjadi pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan. Hingga saat ini terkonfirmasi sebanyak 140 ekor sapi yang tersebar di tiga kecamatan dan enam desa.
Sementara itu di Kabupaten Sidoarjo, kasus serupa tercatat menjangkiti 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa. Sedangkan kasus keempat dilaporkan terjadi pada tanggal 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di sembilan kecamatan dan 19 desa mengalami indikasi terjangkit PMK.
"Yang disampaikan oleh Keswan (Kesehatan Hewan) penularan ini awalnya terjadi di pasar hewan. Kemungkinan penularan ini didapat dari kambing atau domba yang diimpor secara ilegal dari negara yang belum bebas PMK," kata Khofifah.
Dia menambahkan, untuk hewan ternak yang sudah terkonfirmasi PMK sudah disiapkan obat-obatan, antara lain analgesik dan antibiotik yang disuntikkan. Sebelumnya pada Jumat (6/5/2022) lalu kondisi obat menipis.
"Kami langsung minta dikirim dari Kementan (Kementerian Pertanian). Jumat sore pun langsung sampai. Setelah itu serentak langsung didistribusikan dan dapat digunakan oleh masing-masing sentra peternakan yang terkonfirmasi PMK," ujarnya.
Menurutnya, penanganan penyakit hewan berkuku genap ini mirip dengan pengendalian Covid-19. Oleh karena itu, perlu strategi karantina berbasis kandang selama 14 hari untuk menangani wabah PMK pada sapi. Penularannya lewat udara. "Ternak yang di luar jangan masuk dulu, dan ternak yang di dalam jangan keluar sampai benar-benar pengobatan berlangsung," ujar Khofifah.
Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menambahkan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah komprehensif sesuai prosedur yang sudah ditentukan terhadap 140 sapi yang dilaporkan terjangkit PMK. "Saat ini proses pemulihan nanti kita akan observasi lagi selama 14 hari. Seluruh pasar hewan sudah kami tutup, yang besar-besar ada dua, termasuk yang temporer," kata Yuhronur.
Editor: Ihya Ulumuddin