Bukan Pemimpin Biasa! Hayam Wuruk Raja Majapahit Dinilai Suci dan Titisan Dewa

MALANG, iNews.id - Sifat Hayam Wuruk selama berkuasa di Majapahit terekam indah dalam Kakawin Nagarakretagama karya Mpu Prapanca. Pujangga Buddha tersebut menggambarkan sosok sang Raja Majapahit sebagai pemimpin bijaksana, penuh welas asih dan berpikir jauh ke depan.
Tak hanya kepemimpinan, sifat pribadi Hayam Wuruk pun dipuji layaknya titisan dewa. Dalam Pupuh 1 hingga 7, Prapanca menyebut Hayam Wuruk sebagai pemimpin hebat yang mampu menata negara secara rapi.
Sifat-sifat luhur sang raja diibaratkan sebagai gabungan kebajikan para dewa. Pupuh 7/1 dan 7/2 secara khusus menyoroti kehebatan Hayam Wuruk dalam mengatur pemerintahan Kerajaan Majapahit.
Mpu Prapanca menegaskan bagaimana sang raja mampu menyingkirkan kepentingan pribadi demi kesejahteraan negara.
Raja Majapahit itu digambarkan lebih mengutamakan kemaslahatan rakyat daripada kehendak pribadinya.
Pupuh 37/6 menyebutkan Hayam Wuruk sebagai raja bijak yang mampu memperbaiki apa pun yang rusak. Bahkan, dalam konteks keagamaan, sang raja dimohon untuk memperbaiki candi Buddha yang rusak di Kagenengan.
Dalam Pupuh 67/3, disebutkan adanya upacara selamatan untuk memperingati Rajapatni yang menunjukkan sisi kemanusiaan sang raja. Pupuh 68/5 memuji kemampuannya menyatukan kembali dua kerajaan warisan Airlangga yang telah lama terpisah.
Selain itu, Pupuh 91/3 hingga 91/9 mencatat keberpihakan Hayam Wuruk terhadap dunia seni dan budaya. Dunia kesenian mendapatkan tempat khusus dalam kerajaannya. Ini mencerminkan pemikiran terbuka dan kepedulian sang raja terhadap warisan budaya.
Salah satu pujian paling tinggi diberikan dalam pupuh yang menyebut Hayam Wuruk sebagai titisan Batara Siwa. Disebutkan, siapa pun yang tewas oleh perintah raja, dosanya akan hilang seolah telah mencapai moksha.
Penegasan ini menunjukkan bahwa rakyat memandang sang raja sebagai figur suci dan tak terpisahkan dari nilai keagamaan.
Editor: Donald Karouw