get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini M 6,9 Guncang Pulau Karatung Sulut, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Bukan Gempa atau Erupsi, Ini Penyebab Runtuhnya Situs Srigading di Malang

Selasa, 08 Maret 2022 - 09:23:00 WIB
Bukan Gempa atau Erupsi, Ini Penyebab Runtuhnya Situs Srigading di Malang
Situs Srigading, Bangunan candi era Mataram Kuno di masa Mpu Sindok (Foto: MPI/Avirista Midaada).

MALANG, iNews.id - Beberapa konstruksi bangunan situs Srigading di Malang runtuh meski tidak terlalu parah. Karena itu  
ahli geologi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) turun tangan membantu proses ekskavasi untuk mengidentifikasi bebatuan serta penyebab pasti runtuhnya situs peninggalan Matram Kuno era Mpu Sindok ini. 

Pantauan di lapangan, mereka terlihat meneliti beberapa batuan yang ditemukan di sekitar area candi. Beberapa bebatuan yang dianggap unik dan tidak lazim ditemukan juga diambil sampelnya untuk diteliti di laboratorium. 

Pakar Geologi Amien Widodo mengungkapkan, kedatangannya dengan seorang dosen geologi lainnya untuk membantu Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mengidentifikasi usia bebatuan. 

"Kami tadi bantu untuk menganalisis terkait dengan batuannya. Jadi itu batuan apa saja, lebih ke arah sana, termasuk analisis batu batanya. Saya mencari umurnya berapa," kata Amien Widodo, Selasa (8/3/2022) pagi. 

Dari hasil observasi di situs peninggalan Mpu Sindok didapati ada dua jenis bebatuan yang ditemukan di Situs Srigading ini, keduanya yakni batu andesit dan batu breksi atau karena lapuk disebut batu padas. 

"Jadi ada bahan padas, batu padas. Kalau andesit ada kristalnya bagus kuat. Tapi kalau padas, ada batuan lain di batu tersebut. Padas itu ada yang breksi, patungnya ada benjolan batu, seperti cor, tapi itu dari alam," kata dosen geofisika ITS Surabaya ini. 

Pihaknya menambahkan, dari hasil observasi di sekitar candi ditemukan fakta tidak ada bukti candi ini rusak akibat letusan gunung berapi. Namun bila dimungkinkan terjadi karena gempa, fakta itu juga ditampiknya, pasalnya secara konstruksi bangunan candi ini lebih tebal. 

"Kalau gempa itu banyak gempa di Malang selatan. Untuk gempa harus lihat daftar. Kalau gempa tidak hanya ini, tapi banyak, yang terpengaruh lebih banyak. Untuk bangunan sederhana, memang mudah runtuh, tapi ini lebih tebal. Tidak ada bukti terlihat akibat letusan gunung," katanya. 

Pakar geologi ini justru menyatakan, ada tiga faktor pelapukan bebatuan, karena alam menjadi penyebab candi di Situs Srigading ini runtuh. Hal ini didapati usai melakukan penelusuran di lokasi candi yang berada di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang ini. 

"Kalau kita melihat keliling, di tempat banyak yang runtuh, lebih tidak stabil dibandingkan di sekitarnya. Jadi bata di bagian bawah sudah pecah. Ada yang bagian batanya tidak ada (rusak) sehingga bangunan melengkung," ujarnya. 

Faktor berikutnya yang menyebabkan, dugaan runtuhan karena adanya batu besar atau akar pohon yang menyebabkan bebatuan candi runtuh. Hal ini tampak karena ada banyak retakan arah vertikal, yang disebabkan adanya beban dari atas. 

"Kalau secara mekanik, itu karena ada beban dari atas, sehingga pecah seperti itu. Saya tidak tahu apakah dulu ada batu besar atau ada pohon. Kemungkinan pohon bisa, yang menyebabkan pecah," tuturnya. 

Bebatuan lapuk karena terendam air juga menjadi penyebab dugaan runtuhnya candi. Kondisi bebatuan batu bata yang lapuk ditambah terendam air terus menerus maka hal itu disebut bisa mengubah konstruksi. 

"Bata itu mengalami lapuk, khususnya bagian bawah, kalau dia terendam air secara terus menerus, dia berubah. Jadi dulu awalnya tanah, kemudian dipanaskan menjadi batu bata, kalau dibiarkan lagi akan menjadi tanah, pelapukan," tuturnya. 

"Tadi yang saya maksud, bata yang terendam tadi itu menjadi lapuk dan lebih rapuh dibanding yang di atas. Ini tidak rata, ada yang turun. Lebih ke struktur. Musim hujan ini basah, itu menyebabkan lapuk. Mempercepat pelapukan dan merapuhkan bata (sehingga runtuh)," katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut