get app
inews
Aa Text
Read Next : 2 Motor Tabrakan di Mojokerto, 3 Orang Tewas 1 Luka Parah

Budidaya Belatung Hasilkan Belasan Juta Rupiah Tiap Bulan

Sabtu, 21 September 2019 - 12:03:00 WIB
Budidaya Belatung Hasilkan Belasan Juta Rupiah Tiap Bulan
Budidaya larva maggot di Mojokerto Jawa Timur, Sabtu (21/9/2019). (Foto: iNews/Sholahudin)

MOJOKERTO, iNews.id - Budidaya belatung atau maggot bisa menghasilkan belasan juta rupiah perbulan. Selain sebagai bisnis juga menjadi salah satu cara mengurangi menumpuknya sampah organik.

Imam Solikhin (42), warga Desa Kedungmaling Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto mampu meraup untung belasan juta rupiah dari hasil budi daya belatung. Dia telah menekuni usaha ini sejak tiga tahun terakhir.

Awalnya, peternak lele ini berusaha mencari pakan alernatif karena pakan lele yang terus naik. Namun setelah menonton tayangan di televisi mengenai belatung jenis maggot, dia mencoba-coba membudidayakannya.

“Awalnya kita mancing lalat di alam lalu kita kembangkan pelan-pelan sampai sekarang ini,” katanya.

Kandang lalat bertelur. (Foto: iNews/Sholahudin)

Untuk membudidayakan belatung ini memang membutuhkan lahan yang luas. Awalnya dia memakai kandang lalat yang diberi jaring sedemikian rupa. Lalat ini akan bertelur pada kayu-kayu yang telah disiapkan khusus.

Telur yang ada lalu dipindahkan ke kandang pembesaran atau biopot mini. Telur akan menetas dalam tiga hari dan menjadi belatung.

Saat belatung berumur enam hari, maka segera dipindahkan ke biopot pembesaran. Masa pembesaran memakan waktu hingga 20 hari.

Dengan biopot ukuran satu kali dua meter, mampu menampung telur 10 gram. Dari sejumlah 10 gram telur, dapat menghasilkan kira-kira 20 sampai 25 kilogram.

“Dari belatung ini sebagian kecil kita jadikan indukan lagi untuk berproses lagi, jadi ini satu siklus,” katanya.

Untuk makanan belatung ini, Imam memberikan sampah organik seperti sisa sayur, buah atau sisa makanan yang ada di pasar dan rumah makan. Bahan tersebut lalu dihaluskan dan dicampur ampas kelapa. Pemberian makan dilakukan dua hari sekali.

Untuk kandang dengan ukuran 6 x 19 meter yang menampung 40 biopot besar, mampu menghabiskan sampah organik sebanyak tiga hingga lima kwintal.

Semua belatung ini laku dijual dengan harga 50 ribu rupiah per kilogram. Sementara untuk telur dijual dengan harga delapan ribu rupiah per gram.

“Untuk telur biasanya dipaket-paket per 25 gram,” katanya.


Telur lalat siap jual. (Foto: iNews/Sholahudin)

Kandungan protein yang tinggi dalam belatung ini bisa untuk pakan alternatif bagi ikan, ayam, burung, kambing dan juga sapi. Pemesannya sampai saat ini masih di kawasan Mojokerto dan Jombang. Itupun Imam masih kewalahan memenuhi permintaan pasar.

“Untuk luar Jawa belum ada, karena kami juga masih kewalahan,” katanya.

Dengan dibantu dua orang karyawan, dalam sehari Imam mampu menjual telur sebanyak 300 gram. Sedangkan untuk belatung, ia mampu menjual 30 kilogram per hari.

Ternyata tak hanya belatung dan telur, lalat yang mati setelah melakukan perkawinan juga laku dijual. Total dalam sebulan, Imam mampu meraup penghasilan bersih mencapai 15 juta rupiah.

Saat ini ada sekitar 250 pembudi daya belatung BSF di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Rumah Maggot BSF Majapahit. Dengan banyaknya pembudidaya belatung, tentu membutuhkan makin banyak sampah organik sebagai pakannya. Ini bisa jadi salah satu cara mengurangi sampah organik terutama di kota besar.

Editor: Umaya Khusniah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut