get app
inews
Aa Text
Read Next : Cuaca Ekstrem di Jatim, 2 Kabupaten Diterjang Hujan Deras dan Angin Kencang

BKKBN Berharap Jatim Jadi Contoh Penurunan Angka Stunting di Indonesia 

Sabtu, 13 Maret 2021 - 18:14:00 WIB
BKKBN Berharap Jatim Jadi Contoh Penurunan Angka Stunting di Indonesia 
Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Kamis (11/3/2021) malam. (istimewa).

SURABAYA, iNews.id - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berharap Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjadi contoh penurunan angka stunting di Indonesia. Harapan itu disampaikan karena angka penurunan stunting di Jatim relatif baik di banding daerah lain. 

Harapan itu disampaikan Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo saat bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Jumat (12/3/2021) malam. 

"Kami berharap Jatim bisa menjadi contoh. Sebab di Indonesia belum ada contoh daerah dengan penurunan stunting sangat cepat. Semoga Provinsi Jawa Timur bisa menjadi contoh model Provinsi dengan penurunan stunting tercepat,” tutur Hasto. 

Hasto mengatakan, Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) turut mempengaruhi tinggi rendahnya stunting. Dari data yang ada seperti yang diungkapkan oleh dokter Hasto, secara nasional, angka stunting saat ini yakni 26.9 persen. Jumlah tersebut harus diturunkan menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang.  

Bila dilihat dari jumlah balita secara Nasional maka ada 7 juta lebih balita mengalami stunting. Oleh karenanya, BKKBN berusaha keras untuk menekan bayi yang lahir dengan tinggi kurang dari standar. Dari target 14 persen di tahun 2024, maka di tahun 2024 tidak boleh ada balita yang mengalami stunting sebanyak 3.6 juta balita. 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat ini ada tiga sistem yang digunakan untuk mendata kasus stunting dan setiap sistem angka stunting berbeda-beda. Karenanya, dia mengharapkan agar hanya ada satu sumber sehingga bisa dijadikan dasar intervensi di kabupaten/kota. 

"Sumber data dari satu sumber supaya bupati atau walikota tahu dalam mengukur stunting. Tugas pemerintah kabupaten memetakan dan melakukan intervensi di Posyandu. Bulan timbang menimbang semua balita, itu bisa dijadikan data langsung di Posyandu," ujarnya.

Lebih lanjut, Khofifah menuturkan daerah yang bisa dijadikan percontohan dalam penurunan AKI. "Untuk penurunan AKI, Surabaya berhasil melakukan. Awalnya Surabaya merupakan daerah nomor 2 tertinggi AKI di Jatim dan menjadi nomor 5," katanya.

Keberhasilan itu diraih dengan melakukan kerja sama dengan Universitas Airlangga. Karena itu di beberpa daerah lain, dia juga mengusulkan hal serupa. "Jember kami sarankan bekerja sama dengan UNEJ untuk menurunkan AKI, AKB dan Stunting," katanya. 
 
Selain itu, untuk mencegah anemia yang tentunya berdampak pada stunting, Provinsi Jatim memiliki program untuk memanfaatkan lahan di rumah maupun hidroponik. Program tersebut sebagai sarana untuk menanam sayuran guna mencukupi kebutuhan keluarga, serta edukasi kesehatan reproduksi di sekolah. 

Terkait dengan upaya penurunan stunting, hasil Pendataan Keluarga (PK) tahun 2021 memiliki peranan yang sangat signifikan. "PK harus mempunyai data dengan satu sumber yang akurat. Dalam pelaksanaannya, bisa bekerjasama dengan stakeholder yang ada," katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut